ISLAMTODAY ID— Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa operasi kontraterorisme Paris di wilayah Sahel di Afrika Barat akan segera berakhir.
Lebih lanjut, dengan berkurangnya kontingen Prancis sebagai gantinya akan bergabung dengan kekuatan internasional yang lebih luas.
Penutupan Operasi Barkhane akan datang sebagai bagian dari “transformasi mendalam” kehadiran militer Prancis di kawasan itu, Macron mengumumkan dalam konferensi pers pada hari Kamis (10/6). Pemerintah Prancis berencana untuk fokus memerangi para jihadis di Sahel dalam misi Eropa dan PBB, tambahnya.
“Kami akan melakukan penarikan secara terorganisir,” ujar presiden, sebelum menambahkan bahwa semua detail akan diselesaikan pada akhir bulan.
“Kami harus mengadakan dialog dengan Afrika (negara-negara 5G Sahel – Chad, Mali, Burkina Faso, Niger, Mauritania) dan mitra Eropa,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Kamis (10/6).
Menurut Macron, Prancis bermaksud untuk mempertahankan “beberapa ratus” pasukan khusus di wilayah tersebut sebagai “pilar kontraterorisme” pertama, dengan pilar kedua adalah “kerja sama” dengan mitra.
Keputusan untuk mengakhiri Operasi Barkhane dibuat tak lama setelah kudeta kedua hanya dalam sembilan bulan terjadi di Mali, yang menampung sebagian besar pasukan Prancis.
Paris mengkritik penggulingan pemerintah sementara oleh Kolonel Assimi Goita dan untuk sementara menangguhkan operasi gabungan antara pasukan Prancis dan Mali seminggu yang lalu.
Selama konferensi pers pada hari Kamis (10/6), Macron bersikeras bahwa keputusan untuk mengurangi kontingen Prancis “tidak terkait” dengan perkembangan di Mali, bekas jajahan Prancis.
Jihadis memperoleh pijakan di Sahel, wilayah yang luas di selatan Gurun Sahara, menyusul kampanye pemboman NATO di Libya yang menyebabkan penggulingan pemimpin lama negara itu Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
Operasi Barkhane diluncurkan oleh Prancis pada tahun 2014 untuk membantu negara-negara 5G Sahel memerangi para militan tersebut.
Untuk diketahui, saat ini Prancis memiliki sekitar 5.100 tentara yang dikerahkan di daerah tersebut. Mereka telah kehilangan lebih dari 50 tentara di Sahel sejak melancarkan operasi tersebut.
(Resa/RT)