ISLAMTODAY ID —-Militer Korea Selatan telah memulai latihan tahunan di sekitar serangkaian pulau yang juga diklaim oleh Jepang.
Langkah ini terjadi beberapa hari setelah pembicaraan yang direncanakan antara para pemimpin kedua negara dibatalkan di tengah pertikaian atas peta Olimpiade.
Seoul dan Tokyo berselisih soal kedaulatan pulau yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan Takeshima di Jepang.
Pulau tersebut terletak sekitar setengah jalan antara tetangga di Laut Jepang, yang juga dikenal sebagai Laut Timur, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (15/6).
Pasukan penjaga laut, udara, dan pantai akan bergabung dalam latihan yang sebagian besar akan digelar di laut dengan kontak minimal antara pasukan karena kekhawatiran virus corona, ungkap kementerian pertahanan Seoul, Selasa (15/6).
Perselisihan teritorial selama beberapa dekade dihidupkan kembali setelah Korea Selatan mengajukan protes atas peta di situs web Olimpiade Tokyo yang menandai pulau-pulau itu sebagai wilayah Jepang.
Tokyo menolak permintaan Seoul untuk menghapus penggambaran pulau-pulau kecil di peta Olimpiade.
Sementara itu, Korea Selatan meminta Komite Olimpiade Internasional untuk menengahi perselisihan tersebut, dan beberapa politisi Korea Selatan menyerukan boikot Olimpiade.
Hubungan antara dua tetangga Asia itu telah membeku di tengah perseteruan atas pulau-pulau kecil itu, perdagangan dan masalah kompensasi bagi para korban yang dipaksa bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang dan rumah bordil militer selama pemerintahan kolonial Jepang 1910-1945.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap sebelumnya melaporkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mempermasalahkan latihan tersebut dan membatalkan pembicaraan yang direncanakan dengan Presiden Moon Jae-in pada KTT Kelompok Tujuh (G7) di Inggris selama akhir pekan.
Seorang pejabat di kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa (15/6) bahwa pertemuan itu tidak dapat diadakan, tanpa menyebutkan alasannya.
Ketika ditanya apakah perselisihan mengenai latihan itu menjadi alasannya, pejabat itu mengatakan: “Latihan tersebut diadakan secara rutin setiap tahun dengan tujuan untuk mempertahankan wilayah kami.”
Latihan Korea di sekitar pulau itu telah berlangsung dua kali setahun sejak tahun 1986, yang sering memicu protes dari Jepang.
Kepala sekretaris kabinet Jepang Katsunobu Kato pada hari Senin (14/6) membantah laporan Yonhap, dengan mengatakan itu “sepihak” dan pembicaraan tidak berhasil karena kesulitan penjadwalan.
Pada hari Selasa (15/6), Kato mengatakan Tokyo telah mengajukan protes ke Seoul atas latihan tersebut, dengan mengatakan pulau-pulau itu adalah wilayah Jepang di bawah sejarah dan hukum internasional.
“Latihan semacam ini tidak dapat diterima dan sangat disesalkan,” ujarnya dalam konferensi pers. “Kami telah memprotes kepada pemerintah Korea Selatan dan menyerukan agar mereka dihentikan.”
(Resa/TRTWorld/Yonhap)