ISLAMTODAY ID– Artikel yang ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul Pentagon Mulls Permanent Naval Task Force To Counter China menjelaskan mengenai rencana pembentukan satuan tugas AL AS secara permanen di Pasifik.
Menurut sebuah laporan dari Politico, Pentagon sedang mempertimbangkan untuk membentuk satuan tugas angkatan laut permanen di kawasan Pasifik.
Pembentukan ini bertujuan untuk menghadapi dan melawan China.
Untuk diketahui, China telah diidentifikasi sebagai prioritas utama Pentagon.
Sumber mengatakan kepada Politico bahwa rencana tersebut akan mencakup pembuatan operasi militer bernama untuk Pasifik.
Lebih lanjut, operasi ini memungkinkan Pentagon mengeluarkan lebih banyak dana untuk operasi Angkatan Laut di wilayah tersebut, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (17/6).
Laporan Politico mengatakan satuan tugas angkatan laut akan didasarkan pada konstruksi NATO era Perang Dingin yang dikenal sebagai Standing Naval Forces Atlantic (SNFA).
Sementara itu, SNFA didirikan pada tahun 1968 dan berfungsi sebagai kehadiran angkatan laut permanen yang akan dengan cepat menanggapi situasi di Atlantik.
SNFA biasanya terdiri dari kekuatan berputar sekitar enam hingga 10 kapal dari negara-negara NATO yang akan berlayar di sekitar wilayah tersebut.
Jika AS membentuk kekuatan angkatan laut seperti itu untuk Pasifik, kemungkinan akan mencakup sekutu Eropa Washington dan yang regional seperti Jepang dan Australia.
Gagasan itu tumbuh dari tinjauan gugus tugas 100 hari terhadap kebijakan Pentagon di China yang dipimpin oleh Ely Ratner, penasihat khusus Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Ratner adalah elang China yang berasal dari lembaga pemikir Center for a New American Security yang intervensionis.
Dia diangkat ke posisinya untuk menenangkan elang China yang tidak percaya Austin memiliki cukup pengalaman berurusan dengan Asia.
Pekan lalu, Austin memerintahkan Pentagon untuk mengadopsi inisiatif yang direkomendasikan oleh tinjauan gugus tugas China.
Sebagian besar rekomendasi dirahasiakan, tetapi arahan Austin memerintahkan militer untuk mulai bertindak seolah-olah China adalah “ancaman” teratas yang dihadapi AS alih-alih hanya membicarakannya.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Defense One bahwa gugus tugas menemukan “say-do-gap” antara apa yang dikatakan Pentagon tentang China dan tindakan yang diambilnya.
(Resa/Politico/ZeroHedge)