ISLAMTODAY ID–Terlepas dari harapan untuk mencapai semacam kesepakatan tentang masalah S-400 yang telah meracuni hubungan antara Washington dan Ankara, tidak ada kemajuan yang dibuat di sana selama KTT NATO baru-baru ini.
Berbicara pada pertemuan kabinetnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbagi beberapa rincian tentang pembicaraannya baru-baru ini dengan Presiden AS Joe Biden.
Langkah tersebut menjadi upaya mereka untuk memulai awal baru dalam hubungan antara Ankara dan Washington.
Sementara itu, Erdogan mengatakan bahwa dia dan Biden telah membahas kerja sama bilateral di masa depan dan telah mencapai kesepakatan bahwa tidak ada masalah yang pada akhirnya tidak dapat diselesaikan oleh kedua negara.
“Ketika kami memperkuat saluran dialog dengan AS di semua tingkatan, kami bertekad untuk mengubah hubungan indah yang telah kami bangun dengan Biden menjadi manfaat maksimal bagi negara kami. Kami percaya bahwa kami akan menyelesaikan masalah [bilateral] tepat waktu. Kami percaya bahwa kami telah membuka pintu era baru [kerja sama] dengan AS secara positif dan konstruktif”, ungkap Erdogan, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (21/6).
Presiden menambahkan bahwa Ankara harus menyajikan daftar tuntutan sederhana untuk AS.
Nantinya daftar tersebut untuk menghormati kedaulatan negara dalam politik dan ekonomi.
Selain itu juga untuk mendukung perjuangan Turki melawan organisasi teroris.
Lebih lanjut, menciptakan hambatan untuk “awal baru” dalam hubungan bilateral karena Ankara melihat militan Kurdi di Suriah sebagai teroris, dan AS secara aktif bekerja dengan dan mendukung mereka.
Erdogan kemudian menekankan pentingnya hubungan baik dengan Turki, mencatat bahwa aliansi NATO akan mengalami kesulitan untuk bertahan jika Ankara keluar dari blok tersebut.
Hubungan AS-Turki
Hubungan antara Ankara dan Washington telah memburuk sejak Turki menandatangani kontrak untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia pada Desember tahun 2017.
AS telah berulang kali menuntut agar Turki membatalkan kesepakatan, mengklaim bahwa S-400 tidak sesuai dengan jaringan pertahanan NATO dan bahwa mereka akan menimbulkan ancaman bagi rahasia jet F-35 dengan berpotensi mengungkapkannya ke Moskow.
Sementara itu, Ankara dalam banyak kesempatan mengesampingkan kebocoran data mengenai F-35, tetapi terlepas dari jaminannya, Washington mengeluarkan Turki dari program F-35, yang didanai negara itu.
Pejabat Turki juga menunjukkan fakta bahwa NATO, dan AS secara khusus, tidak memiliki masalah dengan Yunani yang membeli dan menggunakan sistem S-300 Rusia, meskipun juga menjadi bagian dari aliansi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak kemungkinan menyerahkan S-400 yang diperolehnya.
DIa menyebut keputusan untuk membeli S-400 adalah hak kedaulatan Ankara.
Dia telah berulang kali mengundang AS mencari solusi dalam masalah yang akan cocok untuk kedua belah pihak, tetapi Washington sejauh ini mengabaikan tawaran untuk membuat kelompok kerja.
Erdogan juga berharap menemukan solusi untuk masalah ini selama pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden pada KTT NATO baru-baru ini di Brussels.
Namun, pada akhir acara, kedua belah pihak tidak dapat mencapai kompromi pada masalah S-400.
(Resa/Sputniknews)