ISLAMTODAY ID-Meredam kekerasan politik dalam dua hari terakhir, Presiden Zambia Edgar Lungu mengatakan telah memberi wewenang kepada militer, termasuk tentara dan angkatan udara, untuk membantu polisi.
Presiden Zambia Edgar Lungu telah memerintahkan pengerahan militer untuk memadamkan kekerasan pemilu menjelang pemilu 12 Agustus, ujar kepala negara.
Di beberapa bagian negara itu, pendukung oposisi Front Patriotik (PF) yang berkuasa dan oposisi Partai Persatuan Pembangunan Nasional (UPND) bentrok menggunakan parang, kapak, pedang, ketapel, dan benda-benda lain.
Kekerasan telah dilaporkan di ibu kota Zambia, Lusaka, serta provinsi Utara, Selatan, dan Muchinga.
“Untuk mengekang kekerasan politik yang telah kita saksikan dalam dua hari terakhir, saya telah mengizinkan tentara Zambia, angkatan udara Zambia, dan dinas nasional Zambia untuk membantu polisi Zambia dalam menangani situasi keamanan,” ujar Edgar Lungu, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (2/8).
Intoleransi Perbedaan Pendapat?
Meskipun Komisi Pemilihan telah melarang aksi unjuk rasa sebagai bagian dari langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus corona, bentrokan antara partai politik yang berlawanan telah membuat polisi kewalahan, ungkapnya.
“Menjaga hukum dan ketertiban adalah tugas sehari-hari polisi, tetapi terkadang mereka membutuhkan bantuan dari sayap keamanan lainnya,” ungkap Lungu.
Sementara itu, analis politik Lee Habasonda menggambarkan langkah tersebut sesuatu yang kejam.
“Situasinya belum mencapai tingkat di mana militer seharusnya berada di jalanan,” ungkap Habasonda, seorang dosen politik di Universitas Zambia, mengatakan kepada AFP.
Lebih lanjut, kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa pemerintah negara Afrika selatan itu semakin tidak toleran terhadap perbedaan pendapat sejak Lungu menggantikan Michael Sata setelah kematiannya pada tahun 2014.
Untuk diketahui, Lungu, 64, mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan 12 Agustus saat negara kaya tembaga itu berjuang melawan kesengsaraan ekonomi.
Saingan utama Lungu, Hakainde Hichilema telah ditahan beberapa kali sejak ia mulai memperebutkan posisi puncak.
(Resa/TRTWorld)