ISLAMTODAY — Uni Eropa tidak akan pernah mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia, demikian pernyataan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Senin (23/8).
Ketika berbicara pada pembukaan KTT Platform Krimea dan malam peringatan 30 tahun kemerdekaan Ukraina, Charles Michel mengkritik Rusia karena melanggar hukum internasional dan Ia pun turut memberikan dukungan terhadap integritas teritorial Ukraina.
“Kami ingin menegaskan kembali bahwa Ukraina tidak akan pernah sendirian dan Krimea adalah milik Ukraina,” tegasnya pada acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Ukraina di ibu kota Kyiv.
“Saya di sini untuk menegaskan kembali sikap teguh Uni Eropa: Kami tidak dan tidak akan mengakui aneksasi ilegal Krimea dan Sevastopol oleh Rusia,” imbuh Michel, sambil berjanji akan melanjutkan dengan tegas kebijakan penolakan dari blok itu.
Presiden Dewan Eropa itu menekankan bahwa tindakan ilegal melibatkan biaya besar dan merujuk pada sanksi ekonomi yang telah diterapkan blok tersebut terhadap Rusia sejak 2014.
Charles Michel mengkritik situasi hak asasi manusia di semenanjung tersebut, termasuk penganiayaan etnis Tatar Krimea dan penghancuran warisan budaya Krimea melalui integrasi paksa.
Ia mengutuk berlanjutnya militerisasi Krimea yang “sangat mempengaruhi situasi keamanan di wilayah Laut Hitam.”
Pada Juni, Uni Eropa memperpanjang sanksi ekonomi sebagai tanggapan atas pencaplokan ilegal Krimea dan Sevastopol oleh Rusia untuk satu tahun lagi.
Keputusan tersebut mempertahankan larangan impor barang dari Krimea dan Sevastopol, guna menargetkan investasi keuangan dan pariwisata di daerah tersebut, dan melarang perusahaan Eropa yang terlibat dalam sektor telekomunikasi, transportasi, dan energi mengekspor barang dan jasa ke perusahaan lokal di sana.
Uni Eropa telah menerapkan rezim sanksi lain terhadap Rusia sejak 2014, termasuk pembekuan aset dan pembatasan perjalanan, sebagai tanggapan atas pelanggaran integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina.[AA]