ISLAMTODAY ID-China marah atas komentar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang diungkapkannya Senin (6/9).
Sebelum konferensi pengendalian senjata tahunan aliansi militer dimuai, Kepala NATO mengatakan bahwa China tidak hanya ‘tidak bertanggung jawab’ karena menolak bergabung dengan pembicaraan pengendalian senjata internasional, tetapi juga secara sembrono mengejar senjata nuklir “tanpa batasan atau kendala apa pun.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menolak komentar itu sebagai “hype” dan menekankan sifat bertahan dan mencegah dari program nuklirnya.
“China menyatakan keprihatinan serius dan dengan tegas menentang pernyataan terus-menerus NATO tentang teori ancaman nuklir China,” ujar Wang dalam konferensi pers, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (8/9).
“China selalu berpegang pada sifat defensif dari strategi nuklirnya dan mempertahankan potensi nuklirnya pada tingkat terendah sesuai dengan kebutuhan keamanan negara”, tambah Wang.
“China secara ketat mematuhi kebijakannya untuk tidak pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam keadaan apa pun, Beijing telah membuat komitmen tanpa syarat yang jelas untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan zona bebas senjata nuklir ,” jelasnya lebih lanjut.
Dia juga mengambil kesempatan itu untuk menuntut agar NATO menarik banyak hulu ledak nuklirnya yang dikerahkan di seluruh Eropa.
Selian itu, dia juga berusaha untuk menekankan bahwa perlucutan senjata komprehensif Amerika Serikat yang bersama Rusia tetap menjadi yang terbesar di dunia.
“China sedang membangun sejumlah besar silo rudal, yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan nuklirnya. Semua ini terjadi tanpa batasan atau kendala apa pun. Dan dengan kurangnya transparansi,” ungkap Stoltenberg dalam pidato Senin (6/9).
Dia juga mendesak Beijing untuk bertanggung jawab penuh atas pengendalian senjata yang sejauh ini telah ditolaknya.
“Sebagai kekuatan global, China memiliki tanggung jawab global dalam pengendalian senjata, ” ungkap kepala Nato.
Namun, China menggangap dipilih secara tidak adil, terutama mengingat persenjataan nuklir besar yang dimiliki NATO lagi-lagi sebagian besar melalui Amerika Serikat.
(Resa/ZeroHedge)