ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan kepada Sputnik bahwa Damaskus menganggap kehadiran Turki di Suriah sebagai tindakan pendudukan dan ingin melihat Ankara segera menarik pasukannya.
Mekdad menggarisbawahi bahwa pasukan Turki perlu meninggalkan wilayah yang disengketakan karena Suriah sebagian besar memandang kehadirannya sebagai pelanggaran hak-haknya.
“Alasan utama [eskalasi di wilayah Idlib] ini adalah pendudukan Turki dan dukungan yang diberikan oleh Turki kepada kelompok-kelompok teroris di sana,”ujar Mekdad kepada Sputnik pada hari Rabu (22/9)
“Turki harus segera mundur dan masyarakat internasional harus mendukung upaya Suriah dalam pembebasan wilayah pendudukan di utara negara itu,” ujarnya, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (23/9).
Dia menambahkan bahwa eskalasi di Idlib disebabkan oleh kehadiran Turki di wilayah tersebut.
Selain itu, Turki juga mendukung kelompok-kelompok militan yang beroperasi di sana.
Pernyataan Mekdad muncul pada hari Rabu (22/9) ketika Turki baru-baru ini mengerahkan pasukan tambahan ke Suriah barat laut menjelang pertemuan antara pejabat Turki dan para pemimpin dari Rusia dan Iran dalam minggu mendatang.
Perlu dicatat bahwa Turki telah mempertahankan kehadirannya di Suriah selama beberapa waktu.
Sementara itu, posisi kombatan Turki sebagian besar statis selama lebih dari setahun setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan gencatan senjata antara pasukan Turki dan Suriah.
Baru-baru ini, Putin mengomentari jejak pasukan asing yang terus berlanjut di Suriah sebagai “masalah utama” dalam perkembangan yang sedang berlangsung.
Lebih lanjut, Putin menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi pasukan tersebut untuk menarik diri dari wilayah tersebut.
Secara kebetulan, pernyataan itu juga datang ketika Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyatakan bahwa kehadiran pasukan Amerika yang terus berlanjut di Suriah timur akan sama dengan pemisahan de facto dari negara yang dilanda perang itu.
Pasukan AS telah dikerahkan ke negara itu sejak akhir tahun 2015.
Sementara itu, kota Idlib tetap menjadi benteng besar terakhir militan Suriah yang mengintensifkan serangan mereka terhadap posisi pasukan pemerintah dalam beberapa minggu terakhir.
(Resa/Sputniknews)