ISLAMTODAY.ID —Pengumuman Aliansi baru Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia panaskan situasi konflik di Indo-Pasifik.
Kerjasama yang di sebut sebagai AUKUS, capai kesepakatan untuk membangun kapal selam nuklir bagi Australia.
Selain itu AUKUS tingkatkan kehadiran pasukan AS, dan Inggris di kawasan Indo-Pasifik, sembari menjadikan Australia sebagai bawahan yang menguntungkan.
Selain kerjasama nuklir, ketiga negara bersama-sama berkolaborasi di dunia maya, kecerdasan buatan, dan teknologi kuantum.
Aliansi baru telah menambah awan gelap yang melayang di atas Indo-Pasifik khususnya kawasan Asia Tenggara.
Karena Aliansi ini menjadikan Australia ke dalam jajaran “negara-negara garis depan” alias tameng dalam strategi yang dipimpin AS demi melawan China.
Hal itu karena Australia bukanlah penyeimbang malah lebih seperti penahanan.
Australia akan ikut ambil bagian dengan perlombaan senjata dan potensi krisis militer yang bisa membahayakan Australia dan negara-negara tetangganya termasuk Indonesia.
Aliansi Baru AS Hadapi China
AUKUS masuk daftar baru aliansi AS demi melawan China di Indo-Pasifik.
Diantara aliansi AS untuk lawan China antara lain :
Quad (AS-India-Australia-Jepang), aliansi India-Prancis-Australia, aliansi AS-Jepang-India, dan India-Jepang-Australia yang juga telah melengkapi Dialog Strategis Trilateral AS-Jepang-Australia.
Lalu masuknya inggris ke minilateral untuk melawan China ini datang dengan keunggulan yang sangat kuat yaitu teknologi nuklir.
Alasan historis terlihat jelas dari Inggris yang ikut serta dalam aliansi AUKUS ini.
AS dan Australia merasakan ikatan peradaban yang sama karena negara mereka sama-sama merupakan negara jajahan Inggris.
Tak mengherankan Inggris dapat diterima secara terbuka dalam aliansi ini.
Selain itu ketiga negara berbagi kecemasan bersama terkait kemajuan dari China di Indo-Pasifik.
Aliran retorika juga terus berulang menyertai aliansi tiga negara ini, yang secara terus-menerus mengatakan bahwa mereka berdiri untuk “aturan hukum”, “kebebasan navigasi”, “inklusivitas” dan sebagainya.
Tetapi ironi dari pernyataan ini adalah selama 20 tahun terakhir dari “perang melawan teror” yang dipimpin AS di seluruh Timur Tengah, malah menewaskan 900.000 orang, dan $8 triliun terbuang sia-sia,
Selain itu banyak pelanggaran hukum internasional, dan kehancuran yang disebabkan oleh AS, Inggris dan Australia di negara-negara berdaulat.
Fakta adalah bahwa AS dan Inggris sama sekali tidak dalam posisi untuk menasihati China atau siapa pun tentang norma dan nilai kecuali mereka menunjukkan pertanggungjawaban atas tindakan destruktif mereka sejak 9/11.
Membaca Tujuan AUKUS
Dalam sambutan bersama mereka, Presiden Biden dan Perdana Menteri Australia Morrison berusaha keras untuk menghilangkan kesan bahwa proyek kapal selam melibatkan senjata nuklir.
Tetapi menurut mereka perjanjian-perjanjian di AUKUS termasuk senjata nuklir dibenarkan oleh mereka karena ancaman yang berkembang pesat dari China.
Namun bukan hanya China yang akan merasakan ancaman dari AUKUS, pernyataan menteri pertahanan Australia untuk mencari “superioritas regional” menciptakan ancaman baru bagi Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Meskipun Australia adalah negara non-nuklir tetapi seperti yang telah ditunjukkan oleh para ahli nuklir, kapal selam nuklir yang akan dibangun oleh AS dan Inggris untuk Australia akan menggunakan Uranium yang Sangat Diperkaya sebagai bahan bakar.
Reaktor angkatan laut sebagian besar tidak di bahas dari undang-undang terkait perlindungan nuklir internasional sehingga tak mengherankan Australia dengan berani menggunakan Nuklir sebagai bahan bakar menyalakan mesin kapal selamanya.
Tapi kita tidak perlu terkejut karena tentunya Australia sebagai negara tameng baru AS dan Inggris akan dipersenjatai oleh berbagai alat canggih meski itu menentang undang-undang nuklir sekalipun demi menekan China.
Namun dengan kekuatan nuklir yang akan dibangun Australia bukan hanya akan membahayakan China namun juga Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Dengan keinginan Australia untuk mencari superioritas regional akan menyebabkan Indonesia menjadi negara yang terancam atas aliansi ini.
Meskipun hubungan Jakarta dengan Canberra mengalami perkembangan yang baik dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, sepanjang sejarahnya Australia memiliki catatan hitam karena telah secara terbuka melakukan konfrontasi terbuka dan menciptakan ancaman bagi kedaulatan Indonesia.
Khususnya dalam hal campur tangan ilegal Australia terkait Timor Leste dan juga Papua.
Indonesia tidak dapat tinggal diam atas pembangunan kapal selam nuklir Australia ini yang dapat membahayakan teritorial-nya.
Selain itu AUKUS akan menyebabkan Indonesia dan Asia Tenggara berada dalam pusaran perlombaan senjata nuklir antara Barat dan China.
Perlombaan ini akan sangat mengancam, tak heran bila Indonesia dan Malaysia menentang aliansi ini.
Australia Negara Tameng Bagi AS & Inggris Lawan China
Strategi mempersenjatai Australia demi meningkatkan penekanan AS pada China sebenarnya telah dilakukan pada strategi perang dingin beberapa dekade yang lalu dimana AS mempersenjatai nuklir pakistan demi melawan Uni Soviet.
China memang merupakan ancaman eksistensial bagi AS, Inggris dan Australia.
Apa yang memprovokasi kecemasan Washington adalah kebangkitan China.
AS khawatir pada akhirnya mereka harus melepaskan dominasi global dan berbagi kekuasaan dalam sistem internasional dengan aktor non-Barat seperti China.
Tapi kekhawatiran ini bukan alasan untuk menjerat dunia dalam konflik yang berbahaya termasuk dalam kesepakatan AUKUS ini contohnya. (Rasya)