ISLAMTODAY ID-Menurut raksasa teknologi Microsoft, salah satu target peretasan diduga adalah perusahaan transportasi laut global yang beroperasi di wilayah Timur Tengah yang sangat bergejolak.
Peretas, yang diduga berafiliasi dengan Republik Islam Iran, baru-baru ini melakukan serangan dengan kata sandi (extensive password spraying) terhadap perusahaan teknologi pertahanan Amerika dan Israel yang menggunakan perangkat lunak Microsoft.
Hal tersebut diumumkan perusahaan Micrososft pada hari Senin (11/10).
Microsoft pertama kali mengidentifikasi kelompok peretas, yang dijuluki ‘DEV-0343’, pada akhir Juli tahun ini dan sejak itu melacak aktivitasnya.
Meskipun jumlah penyewa yang telah terpengaruh oleh serangan siber yang diduga tidak signifikan, perusahaan mencatat bahwa para peretas terus-menerus bekerja untuk “memperbaiki” keterampilan mereka.
”[Pusat Intelijen Ancaman Microsoft] telah mengamati DEV-0343 melakukan serangan dengan kata sandi (extensive password spraying) terhadap lebih dari 250 penyewa Office 365, dengan fokus pada perusahaan teknologi pertahanan AS dan Israel, pelabuhan masuk Teluk Persia, atau perusahaan transportasi laut global dengan kehadiran bisnis di Timur Tengah,” ujar perusahaan itu dalam postingan blog, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (12/10).
Secara khusus, di antara targetnya adalah “perusahaan pertahanan yang mendukung Amerika Serikat, Uni Eropa, dan mitra pemerintah Israel yang memproduksi radar tingkat militer, teknologi drone, sistem satelit, dan sistem komunikasi tanggap darurat,” yang membuat Microsoft menuduh Teheran berada di balik serangan sabotase tersebut.
“Kegiatan ini kemungkinan mendukung kepentingan nasional Republik Islam Iran berdasarkan analisis pola kehidupan, persilangan ekstensif dalam penargetan geografis dan sektoral dengan aktor Iran, dan penyelarasan teknik dan target dengan aktor lain yang berasal dari Iran,” ujar Microsoft.
“Mendapatkan akses ke citra satelit komersial dan rencana pengiriman dan log kepemilikan dapat membantu Iran mengimbangi program satelitnya yang sedang berkembang,” tambah perusahaan itu.
Iran dan Israel telah berulang kali menuduh satu sama lain melakukan serangan sabotase, dengan ketegangan melonjak antara kedua negara setelah pembunuhan dokter nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh.
Teheran yakin agen mata-mata Mossad berada di balik kematiannya, dan pemerintah Israel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal kemungkinan keterlibatannya.
Namun, Fakhrizadeh diduga telah menjadi target jangka panjang pemerintah Israel di bawah mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu, yang percaya bahwa ilmuwan itu memimpin unit rahasia di dalam militer Iran yang diduga bekerja untuk mengembangkan senjata nuklir.
(Resa/Sputniknews)