ISLAMTODAY ID-Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandai peringatan pembebasan kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh Azerbaijan.
“Mereka yang tetap diam atas pendudukan tiga dekade di wilayah Nagorno-Karabakh Azerbaijan bertanggung jawab atas tragedi dan pertumpahan darah yang terjadi di sana,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (7/11).
Berbicara di Kompleks Kepresidenan di ibu kota Ankara setelah pertemuan Kabinet pada hari Senin (8/11), Erdogan menandai Hari Kemenangan pertama sejak pembebasan Karabakh dari pendudukan Armenia.
Shusha, ibukota budaya dan sejarah Azerbaijan, dibebaskan pada musim gugur yang lalu setelah 28 tahun pendudukan Armenia.
Selama konflik 44 hari, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada November 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota strategis dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia.
Hubungan antara Armenia dan Azerbaijan – dua bekas republik Soviet – telah tegang sejak tahun 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Sebuah pusat bersama Turki-Rusia didirikan untuk memantau gencatan senjata pascaperang.
Turki ‘Berhasil’ Atasi Pandemi
Erdogan juga mengatakan Turki telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19, yang terus mengancam umat manusia dengan gelombang dan varian baru di tahun kedua penuh.
Memperhatikan bahwa perjuangan jangka panjang diperlukan untuk mengalahkan pandemi, dia mengatakan itu menantang layanan kesehatan semua negara, termasuk negara maju.
Erdogan menekankan bahwa Turki berada dalam posisi untuk mengendalikan jumlah rawat inap, kasus di unit perawatan intensif, dan kematian.
Dengan langkah normalisasi, Turki telah meninggalkan masalah yang ditimbulkan oleh tindakan pandemi di bidang pariwisata dan perdagangan, tambahnya.
(Resa/TRTWorld)