ISLAMTODAY ID-Presiden Turki memulai konferensi dua hari dengan sekutu dekatnya Qatar saat ia berusaha untuk meringankan kesengsaraan ekonomi negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin bahwa dia ingin mengembangkan hubungan Ankara dengan negara-negara Teluk “tanpa perbedaan” saat dia memulai perjalanan dua hari ke Qatar.
“Kami akan terus mengembangkan hubungan dengan saudara-saudara Teluk kami, tanpa perbedaan apa pun, dalam kerangka kepentingan bersama dan saling menghormati,” ujar pemimpin Turki itu pada konferensi pers di Istanbul sebelum berangkat ke Doha, sambil terus mencairkan hubungan dengan negara-negara Teluk.
“Kami menyambut baik pembukaan kembali dialog dan upaya diplomatik untuk menghindari kesalahpahaman di kawasan Teluk,” ujarnya, seperti dilansir dari MEE, Senin (6/12).
Erdogan dan penguasa Qatar Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, sekutu regional lama, pada Selasa (7/12) akan memimpin Komite Strategis Tertinggi Qatar-Turki ketujuh.
Lebih lanjut saat berbicara kepada Al-Jazeera, duta besar Turki untuk Qatar, Mustafa Goksu, mengatakan KTT akan melihat sejumlah perjanjian ditandatangani di berbagai bidang antara kedua negara.
Untuk diketahui, Turki telah diguncang oleh krisis ekonomi, yang dianggap sebagai salah satu alasan dorongan untuk menormalkan hubungan dengan saingan sebelumnya.
Sementara itu, Qatar saat ini memberi Turki setara dengan USD 15 miliar dalam pertukaran mata uang, batas yang dinaikkan dari USD 5 miliar setelah pembicaraan pada Mei 2020.
Pada hari Selasa (7/12), siaran di saluran TV pemerintah TRT dari konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu terputus setelah seorang jurnalis Reuters bertanya “apakah Anda datang ke Qatar untuk mendapatkan uang?”
Dulunya Musuh, Sekarang Sekutu
Erdogan menyambut putra mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan (dikenal sebagai MBZ) ke Ankara pada November yang membuka babak baru dalam hubungan antara rival regional kemarin.
Pertemuan pertama sejak tahun 2012 ini bertujuan untuk menghilangkan banyak perbedaan antara kedua pemimpin yang sama-sama bercita-cita menjadi pemimpin regional.
Setelah kudeta yang gagal pada Juli 2016, Presiden Erdogan menuduh MBZ sebagai salah satu penghasut, menyebutnya “musuh terburuk Turki”.
Hubungan semakin memburuk pada tahun 2017 setelah blokade Qatar oleh Arab Saudi, UEA dan negara-negara tetangga lainnya.
Ankara mendukung Doha selama blokade dan kedua negara sejak itu semakin dekat.
“Blokade dan sanksi yang dikenakan pada Qatar telah dicabut sejak awal tahun ini. Saat ini, solidaritas antara negara-negara Teluk telah dipulihkan,” ujar Erdogan.
Erdogan juga mengumumkan bahwa dia akan berkunjung ke Abu Dhabi pada Februari.
Cavusoglu berbicara pada hari Senin (6/12) dengan rekannya dari Qatar sebelum kedatangan Presiden Erdogan di Doha.
Afghanistan dan manajemen bandara Kabul termasuk di antara topik diskusi, menteri Turki mengumumkan.
“Qatar dan Turki terus bekerja dengan pemerintah sementara di Afghanistan untuk mencapai kesepakatan untuk mengoperasikan bandara,” ujar Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kepada wartawan.
(Resa/MEE/TRT)