ISLAMTODAY ID-Menteri pertahanan Israel telah bertemu dengan raja Yordania dengan tujuan untuk memulihkan hubungan antara kedua negara.
Sebuah pernyataan dari Raja Abdullah II mengatakan kedua belah pihak berbicara tentang “perlunya menjaga ketenangan di wilayah Palestina” dan langkah-langkah yang diperlukan untuk meletakkan dasar bagi perdamaian.
Kedua belah pihak mengatakan pada hari Rabu (5/1) bahwa pertemuan, yang membahas keamanan dan langkah-langkah untuk perdamaian antara Israel dan Palestina, berlangsung di ibukota Yordania, Amman.
Menurut kantor Benny Gantz, keduanya membahas “topik keamanan dan kebijakan.”
“Gantz menyambut perluasan hubungan antara Yordania dan pemerintah Israel saat ini,” ungkap Kantor Benny Gantz, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (5/1).
Sebuah pernyataan dari Raja Abdullah II mengatakan keduanya berbicara tentang “kebutuhan untuk menjaga ketenangan di Wilayah Palestina,” dan langkah-langkah yang diperlukan untuk meletakkan dasar bagi perdamaian antara Israel dan Palestina.
Pertemuan itu adalah bagian dari hubungan yang diperbarui antara Israel dan Yordania, yang menjadi tegang di bawah kepemimpinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ini mengikuti pertemuan rahasia tahun lalu antara Abdullah dan Perdana Menteri Israel saat ini Naftali Bennett, serta pertemuan terpisah antara menteri luar negeri kedua negara.
Kedekatan Keamanan
Israel dan Yordania berdamai pada tahun 1994 dan mempertahankan hubungan keamanan yang erat, tetapi hubungan memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan di masjid Yerusalem, perluasan permukiman Yahudi Israel di Tepi Barat yang diduduki dan kurangnya kemajuan dalam proses perdamaian yang hampir mati.
Negara-negara itu juga berselisih karena insiden penembakan oleh seorang penjaga di kedutaan besar Israel di Amman.
Baik Yordania dan Palestina dengan tegas menentang rencana Timur Tengah pemerintahan Trump, yang akan memungkinkan Israel untuk mencaplok hingga sepertiga Tepi Barat.
Israel merebut Yerusalem timur dan Tepi Barat dari Yordania dalam perang 1967, wilayah yang diinginkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka.
(Resa/TRTWorld)