ISLAMTODAY ID-‘Matahari buatan’ China memecahkan rekor energi bersih, karena para ilmuwan memuji fusi nuklir sebagai ‘energi utama’ untuk masa depan umat manusia.
Reaktor fusi nuklir China telah menjadi berita utama bulan ini setelah menghasilkan ‘matahari buatan’ yang lima kali lebih panas dari yang asli.
Perangkat memecahkan rekor dunia setelah mempertahankan reaksi nuklir pada 70 juta derajat Celcius (158 juta derajat Fahrenheit) selama lebih dari 17 menit, media pemerintah Xinhua melaporkan.
Untuk diketahui, ‘Matahari buatan’ adalah proyek yang dijuluki Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST), dan dioperasikan di fasilitas penelitian di kota Heifei China di Provinsi Anhui.
Fakta-fakta di balik ‘Matahari buatan’, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (13/1):
Sebenarnya Bukan ‘Matahari’
Tidak seperti namanya, atau video Twitter palsu akan membuat Anda percaya, EAST bukanlah bola cahaya mengambang yang diluncurkan ke langit.
Ini sebenarnya adalah ruang reaktor berbentuk donat di mana plasma yang dipanaskan terperangkap dengan medan magnet yang kuat.
Tujuan dari ‘matahari’ ini bukan untuk memasok cahaya atau panas, melainkan sejumlah besar energi bersih yang diharapkan dapat dipanen oleh para peneliti untuk menggerakkan kota-kota.
EAST mendapat julukan ‘matahari buatan’ karena proses pembangkitan energi ini, yang dikenal sebagai fusi nuklir, meniru fisika matahari.
Proses ini menggunakan inti atom untuk menghasilkan sejumlah besar energi menjadi listrik, dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium.
Berhasil Pecahkan Rekor
Sebelum muncul EAST, Tore Supra tokamak Prancis memegang rekor dunia untuk waktu durasi plasma terlama dari semua reaktor tokamak pada 6,5 menit pada tahun 2003.
Reaktor Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) Korea Selatan mencetak rekor dunia pada tahun 2016 dengan mempertahankan suhu 50 juta derajat Celcius (90 juta derajat Fahrenheit) selama 70 detik.
EAST memecahkan rekor KSTAR pada tahun 2021 dengan suhu sekitar 119 juta derajat Celcius (216 juta derajat Fahrenheit) selama 102 detik.
EAST juga mencetak rekor lain pada Mei tahun lalu dengan berlari selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat Celcius (216 juta derajat Fahrenheit) yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebaliknya, inti matahari sebenarnya adalah sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit).
Pilihan Energi Bersih
Fusi nuklir tidak menghasilkan gas rumah kaca dan tidak meninggalkan limbah radioaktif.
Para ilmuwan di Institut Ilmu Fisika Hefei memuji keberhasilan EAST dalam memperluas pilihan energi bersih negara itu.
“Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, yang terancam habis dan mengancam lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk ‘matahari buatan’ hampir tidak terbatas di bumi,” ujar peneliti Gong Xianzu dalam siaran pers.
“Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai ‘energi pamungkas’ yang ideal untuk masa depan umat manusia.”
(Resa/TRTWorld)