ISLAMTODAY — kepala Komando Selatan (SOUTHCOM) Militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Laura Richardson menegaskan bahwa Iran memperluas hubungan ekonomi dan keamanannya dengan Kuba, Bolivia dan Venezuela.
Menurutnya hal ini memungkinkan pemerintahan Caracas untuk menentang sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutu, demikian pernyuataannya saat memberikan pemaparan di Kongres pada hari Kamis (24/3).
“Iran memperluas kerja sama ekonomi dan keamanan dengan Venezuela, Kuba, dan Bolivia melalui transfer bahan bakar, barter, bahan makanan pokok, dan bantuan militer, mengurangi dampak sanksi AS,” pungkas Jenderal Laura Richardson kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, dilansir dari Sputnik.
Dukungan Iran sangat penting dalam memberikan bantuan kepada pemerintah Presiden Nicolas Maduro yang kekurangan uang dan memiliki kendala terkait finansial di Venezuela.
“Rezim Iran membeli emas dari tambang emas ilegal di Venezuela, yang memungkinkan rezim Maduro menghindari sanksi dan membiayai aktivitas penindasannya terhadap warganya,” pungkas Laura Richardson.
Pada tahun 2021, dua kapal perang Iran menuju Venezuela, berpotensi membawa senjata dan kapal serang rudal tetapi digagalkan dalam upaya mereka oleh langkah-langkah diplomatik AS, jelas Richardson.
Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Venezuela menyebut hubungan dengan Iran “strategis” dengan mengatakan bahwa “Iran adalah teman strategis pemerintah, rakyat, dan presiden Venezuela.”
Pada 16 September 2021, sebuah kapal supertanker berbendera Iran yang memuat 2 juta barel minyak mentah berat yang dibeli dari perusahaan minyak milik negara Venezuela, Petroleum of Venezuela (PDVSA) berlayar dari perairan Venezuela, yang bertentangan dengan sanksi AS.
Minyak mentah Venezuela dikirim ke Iran sesuai dengan kesepakatan antara PDVSA dan Perusahaan Minyak Nasional Iran tentang pertukaran kondensat Iran dengan minyak mentah berat Venezuela untuk membantu negara itu mengurangi krisis energi, khususnya bahan bakar.[IZ/Sputnik]