ISLAMTODAY ID-AS dan Turkiye “berkomitmen untuk bekerja sama secara erat untuk menghadapi tantangan geopolitik saat ini,” kata kedua negara pada Rabu (18/5).
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan para diplomat top “berniat untuk memperdalam kerja sama bilateral melalui dialog konstruktif dan terbuka seperti yang dibayangkan oleh Mekanisme Strategis Turki AS.”
“Mereka membahas cara dan menilai langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kerja sama mereka dalam masalah pertahanan, kontraterorisme, energi dan ketahanan pangan, memerangi perubahan iklim dan meningkatkan hubungan perdagangan, sambil setuju untuk mengintensifkan konsultasi mengenai berbagai masalah regional,” ungkapnya, seperti dilansir dari AA, Rabu (18/5).
“Mereka juga menegaskan kembali dukungan untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial melawan perang Rusia yang tidak dapat diterima. Dalam kerangka ini, Amerika Serikat dan Turki menegaskan kembali dukungan mereka untuk menemukan solusi untuk mengakhiri perang.”
Cavusoglu mengatakan sebelumnya bahwa pembicaraan dengan AS mengenai penjualan jet F-16 ke Ankara berjalan positif.
Diplomat top Turki merujuk pada surat Departemen Luar Negeri kepada Kongres AS yang mengatakan pengiriman jet “tidak hanya penting bagi Turkiye, tetapi juga bagi AS.”
“Saya dapat mengatakan bahwa negosiasi dan pertemuan kami berjalan dengan positif, dan Kongres juga harus mengerjakannya,” ungkap Cavusoglu kepada wartawan.
Pemerintah Turki meminta F-16 dan kit modernisasi pada Oktober 2021.
Kesepakatan senilai $6 miliar itu akan mencakup penjualan 40 jet tempur F-16V yang baru dibangun dan kit modernisasi untuk 80 model F-16 C/D yang dimiliki Angkatan Udara Turki dalam inventarisnya.
Mengomentari tawaran keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia, Cavusoglu mengatakan masalah keamanan Turkiye harus dipenuhi.
“Kami juga memiliki kekhawatiran keamanan yang sah bahwa mereka telah mendukung organisasi teroris,” dia Cavusoglu, menambahkan bahwa masalah lain adalah pembatasan ekspor produk pertahanan Turki.
“Kami sudah menyatakan keprihatinan kami dan saya telah berbicara jujur dan langsung dengan dua rekan kerja,” ujarnya.
Beberapa jam kemudian, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyuarakan keyakinannya bahwa “keprihatinan Turkiye dapat diatasi.”
“Finlandia dan Swedia bekerja secara langsung dengan Turki untuk melakukan ini, tetapi kami juga berbicara dengan Turki untuk mencoba membantu memfasilitasi,” ungkap Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
“Saya berharap perbedaan ini akan diselesaikan. Saya berharap NATO akan berbicara dengan satu suara dan dukungan dari Finlandia dan Swedia pada akhirnya,” tambahnya.
(Resa/AA)