ISLAMTODAY ID-Ketua International Association of Operative Millers Eurasia Jumat (20/5) mengatakan semua lembaga, termasuk PBB, FAO, WTO dan IMF, sepakat bahwa dunia akan menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Eren Gunhan Ulusoy mengutip laporan internasional yang menunjukkan 811 juta orang kekurangan gizi dan 276 juta hidup di kelaparan saat berbicara di konferensi internasional kelompok itu di Istanbul.
“Setiap butir gandum berharga, kita harus mengambil langkah untuk mengurangi kelaparan dengan mengurangi limbah dan mencegah kerugian,” ungkapnya, seperti dilansir dari AA, Sabtu (21/5).
Acara empat hari yang dimulai Kamis dengan pameran, akan fokus pada beberapa topik, termasuk produksi biji-bijian global, masalah perdagangan dan operasi pabrik.
“Penggilingan harus berusaha melindungi setiap gram bahan baku. Jika gangguan dalam rantai pasokan yang disebabkan oleh Ukraina tidak diselesaikan, 47 juta orang lagi akan menghadapi ancaman garis depan,” ujarnya.
Karena perang Rusia-Ukraina, yang merupakan salah satu pengekspor gandum utama dunia, Ukraina menangguhkan ekspor gandum.
Menurut Departemen Pertanian AS, stok gandum dunia akan turun 12 juta ton.
Dia mengatakan Ukraina meningkatkan stok gandumnya dari 1 juta menjadi 6 juta ton tahun ini dan menekankan bahwa India bersedia memenuhi defisit gandum tetapi setelah kenaikan suhu yang tidak terduga, negara itu saat ini telah melarang ekspor gandum.
Menyinggung masalah pandemi virus corona, perang dan iklim, dia mengatakan dunia berada dalam era yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika tingkat tinggi historis terlihat pada harga pangan.
Tak Ada Masalah Pasokan
Ahmet Guldal, kepala Dewan Gandum Turki, mengatakan meskipun harga dunia meningkat, tidak ada masalah pasokan di Turkiye.
Dia mengatakan negara saat ini memasuki musim panen, yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dan menekankan bahwa ada kekeringan di beberapa negara dan produksi yang tinggi di negara lain.
Jika negara bertindak bijaksana, dunia akan mengatasi krisis seperti yang terjadi di masa lalu, tambahnya.
(Resa/AA)