ISLAMTODAY ID- Menteru Eropa Prancis mengatakan bahwa aksesi Kiev ke Uni Eropa akan memakan waktu “sangat lama”.
Tidak ada aksesi jalur cepat Ukraina ke Uni Eropa yang dimungkinkan dan prosesnya akan memakan waktu “sangat lama”, ungkap Menteri Urusan Eropa Prancis Clement Beaune pada hari Ahad (22/5).
“Kita harus jujur. Jika kita mengatakan bahwa Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa dalam enam bulan, satu tahun atau dua tahun, kita berbohong. Itu tidak benar. Mungkin 15 atau 20 tahun. Itu membutuhkan waktu yang sangat lama,” ungkap Beaune kepada Radio J, seperti dilansir dari RT, Ahad (22/5).
“Saya tidak ingin menawarkan ilusi atau kebohongan apa pun kepada orang Ukraina,” tambahnya.
Beaune, yang digambarkan oleh Politico sebagai “anak didik tepercaya” Presiden Emmanuel Macron, diangkat pada hari Jumat sebagai menteri urusan Eropa dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Elisabeth Borne.
Dia menyarankan agar Ukraina menjadi bagian dari kehidupan politik UE, mengulangi gagasan untuk menciptakan pengganti keanggotaan untuk negara tersebut, yang disuarakan oleh Macron.
“Sementara itu, kami berutang kepada Ukraina … sebuah proyek politik yang dapat mereka masuki,” ungkap Beaune.
Awal bulan ini, Macron mengakui bahwa proses aksesi UE Ukraina dapat memakan waktu “beberapa dekade”.
“Bahkan jika kami memberi mereka status kandidat besok, kami semua tahu betul bahwa proses memungkinkan mereka untuk bergabung akan memakan waktu beberapa tahun, sebenarnya beberapa dekade,” ujarnya pada sesi Parlemen Eropa di Strasbourg pada 9 Mei.
Blok tersebut dapat membentuk “komunitas politik Eropa” untuk Ukraina dan negara-negara non-anggota lainnya, yang “akan memungkinkan negara-negara Eropa yang demokratis… menemukan ruang baru untuk kerja sama politik, keamanan, kerja sama di bidang energi, transportasi, investasi, infrastruktur , pergerakan orang,” saran presiden Prancis.
Proposal Macron, bagaimanapun, telah membuat marah para pejabat tinggi Ukraina, yang menolak segala upaya untuk memberi negara itu pengganti alih-alih keanggotaan penuh Uni Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, misalnya, menuding ide tersebut merupakan hasil tekanan dari Rusia.
“Kami tidak butuh kompromi. Percayalah, ini tidak akan menjadi kompromi antara Eropa dan Ukraina. Ini akan menjadi kompromi lain antara Eropa dan Federasi Rusia,” ungkap Zelensky pada hari Sabtu (21/5).
“Saya sangat yakin akan hal itu. Ini adalah pengaruh diplomatik, politik para pejabat, birokrat, dan pelobi Rusia.”
Bergabung dengan UE telah menjadi salah satu poin pembicaraan utama para politisi pro-Barat Ukraina selama bertahun-tahun, sedikit kemajuan yang telah dibuat.
Dorongan untuk bergabung dengan blok tersebut telah direvitalisasi sejak Rusia meluncurkan operasi militer skala besar terhadap Kiev pada akhir Februari.
Ukraina telah mengajukan permintaan resmi untuk menjadi negara anggota dan Komisi Eropa diharapkan untuk membuat posisinya mengenai masalah ini diketahui pada bulan Juni.
(Resa/RT)