ISLAMTODAY ID-Iran bersumpah untuk membalas apa yang digambarkannya sebagai pembunuhan berani terhadap seorang kolonel Pengawal Revolusi yang dilakukan oleh dinas intelijen asing.
Kolonel Sayad Khodai dilaporkan sebagai komandan Pasukan Quds elit, yang merupakan sayap intelijen asing IRGC.
Media Israel mengklaim bahwa dia telah “merencanakan serangan terhadap orang Yahudi dan Israel di seluruh dunia”.
Pembunuhan hari Ahad (22/5) terjadi di Teheran ketika kolonel IRGC didekati oleh dua pria bersenjata tak dikenal dengan sepeda motor yang menembaknya di kepala.
“Saya telah setuju agar pasukan keamanan kita secara serius menindaklanjuti masalah ini dan saya tidak ragu bahwa balas dendam atas darah murni martir kita akan diambil,” ungkap Presiden Iran Ibrahim Raisi dalam pidatonya, seperti dilansir dair ZeroHedge, Senin (23/5).
Militer menyalahkan intelijen Israel atas pembunuhan itu, dengan kantor berita semi-resmi ISNA mengklaim bahwa Pengawal kemudian menemukan dan menangkap mata-mata yang didukung oleh intelijen Israel.
Israel belum mengomentari tuduhan baru tersebut.
“Para preman dan kelompok teroris yang berafiliasi dengan penindasan global dan Zionisme akan menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka,” lanjut Raisi.
Menurut rincian pembunuhan di BBC berdasarkan sumber-sumber negara, sepasang pria bersenjata dengan sepeda motor berhenti di samping Khodai saat dia duduk di mobilnya di luar rumahnya:
Kantor berita negara Iran, Irna, melaporkan bahwa Kolonel Khodai ditembak dengan lima peluru saat dia keluar dari mobilnya di Teheran timur sekitar pukul 16:00 (11:30 GMT) pada hari Ahad (22/5).
Mereka juga menerbitkan foto-foto yang menunjukkan seorang pria merosot di kursi pengemudi Kia Pride. Jendela sisi penumpang depan tampaknya telah tertembak.
Irna tidak memberikan rincian tentang peran Khodai dalam Pasukan Quds, meskipun ia disebut sebagai “pembela tempat suci” – istilah yang digunakan untuk menggambarkan personel militer Iran dan pejuang milisi yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah atau Irak.
Pembunuhan itu dipandang di Iran sebagai pembunuhan terbesar yang disponsori asing sejak pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 2020.
Israel secara luas diakui sebagai dalang pembunuhan yang terjadi di pinggiran kota Teheran.
Pada titik ini setidaknya ada setengah lusin ilmuwan dan akademisi top Iran yang terbunuh dalam skenario pembunuhan yang berani – diyakini sebagai bagian dari program rahasia untuk menurunkan kemampuan kemajuan nuklir Republik Islam.
Israel juga menargetkan komandan IRGC serta operasi Hamas top yang disponsori Iran.
(Resa/ZeroHedge)