ISLAMTODAY ID-Pemerintahan Biden berusaha untuk sepenuhnya mengubah hubungannya dengan Arab Saudi, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Jumat (10/6).
Keputusan untuk “mengatur ulang” hubungan akan secara efektif menggerakkan AS melewati pembunuhan mengerikan yang dilakukan Kerajaan terhadap kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi di mana Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk menjadikan Riyadh “pariah,” CNN melaporkan, mengutip pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.
Sebuah laporan intelijen yang dirilis secara publik oleh pemerintah tahun lalu menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertanggung jawab atas kematian Khashoggi pada 2018 di konsulat Saudi di Istanbul.
Untuk diketahui, tubuh Khashoggi tidak pernah ditemukan, dan diyakini telah dipotong-potong sebelum dibuang ke dalam asam atau insinerator besar.
Tetapi menghadapi harga gas yang memecahkan rekor di dalam negeri, dan upaya internasional untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas perangnya melawan Ukraina, Biden siap untuk melanjutkan dan merevitalisasi hubungan dengan Kerajaan dan penguasa de factonya.
“Kedua belah pihak telah memutuskan bahwa demi mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, kita perlu melewatinya,” ungkap seorang pejabat kepada CNN, merujuk pada pembunuhan Khashoggi, seperti dilansir dari AA, Jumat (10/6).
Para pejabat menambahkan bahwa Saudi menganggap masalah pembunuhan Khashoggi berada di masa lalu, dan telah mengatakan itu kepada Washington.
Biden diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel dan Arab Saudi bulan depan dalam kunjungan yang ditunda setelah awalnya diharapkan ditempelkan pada perjalanan presiden yang akan datang ke Eropa.
Keputusan Biden untuk menormalkan hubungan dengan Arab Saudi menimbulkan tanggapan berapi-api dari Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi.
“Keputusan Presiden Biden untuk bertemu MBS sangat mengecewakan saya dan pendukung kebebasan dan keadilan di mana-mana,” ungkapnya kepada CNN, merujuk pada putra mahkota.
(Resa/RT)