ISLAMTODAY ID-Organisasi hak asasi manusia Amnesty International mengecam tindakan keras pemerintah Inda terhadap pengunjuk rasa.
Amnesty International tegaskan India harus segera mengakhiri tindakan keras “kejam” terhadap Muslim yang turun ke jalan untuk memprotes pernyataan pejabat partai yang berkuasa tentang Nabi Muhammad.
“Pihak berwenang secara selektif dan kejam menindak Muslim yang berani berbicara … menentang diskriminasi yang dihadapi oleh mereka,” ungkap Aakar Patel dari Amnesty dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (14/6), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (14/6).
“Menindak pengunjuk rasa dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan, penahanan sewenang-wenang dan penghancuran rumah hukuman … merupakan pelanggaran total terhadap komitmen India di bawah hukum hak asasi manusia internasional”.
Amnesti telah menuntut “pembebasan segera dan tanpa syarat” dari pengunjuk rasa yang ditahan, dan Patel mengatakan penangkapan dan pembongkaran adalah “bagian dari eskalasi yang mengkhawatirkan dari tindakan negara yang menargetkan Muslim”.
Dua demonstran tewas dan ratusan lainnya ditangkap pekan lalu dalam protes nasional atas komentar tersebut.
Komentar penghinaan tersebut melibatkan India dalam kehebohan diplomatik dan menyebabkan kemarahan yang meluas di kalangan komunitas Muslim di seluruh dunia.
Rekaman buldoser yang menghancurkan rumah mereka yang ditangkap atau diidentifikasi sebagai pengunjuk rasa telah menyebar di media sosial.
Lebih dari 300 orang telah ditangkap di negara bagian Uttar Pradesh utara karena bergabung dalam demonstrasi pekan lalu.
Kecaman Global
Kota-kota di seluruh India menyaksikan demonstrasi yang cukup besar pada hari Jumat (10/6), dengan beberapa orang banyak membakar patung Nupur Sharma – juru bicara BJP yang telah membuat pernyataan menghina terhadap Nabi dan istrinya Ayesha dalam debat TV.
Pastai BJP mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka menghormati semua agama dan memberi skors kepada Sharma.
Pemerintah dari hampir 20 negara mayoritas Muslim memanggil utusan India mereka untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.
Di hari yang sama protes besar di negara-negara tetangga terjadi dan polisi memperkirakan lebih dari 100.000 orang dimobilisasi di seluruh Bangladesh setelah shalat dzuhur.
5.000 orang lainnya turun ke jalan di kota Lahore, Pakistan, menuntut pemerintah mereka mengambil tindakan lebih keras terhadap India atas komentar tersebut.
Kebijakan Diskriminatif BJP Terhadap Umat Islam
Sejak berkuasa secara nasional pada tahun 2014, Partai Bharatiya Janata (BJP) telah dituduh memperjuangkan kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengusulkan undang-undang kontroversial yang memberikan kewarganegaraan lebih cepat kepada pengungsi di India, tetapi tidak jika mereka Muslim.
Selain itu, pemerintah negara bagian BJP telah mengesahkan undang-undang yang mempersulit pernikahan antaragama.
Umat Islam juga dituduh menyebarkan Covid-19. Dalam beberapa tahun terakhir, gerombolan Hindu telah menargetkan umat Islam yang berdoa pada hari Jumat di India utara.
BJP baru-baru ini melarang mengenakan jilbab di ruang kelas di negara bagian Karnataka selatan. Kelompok Hindu garis keras kemudian menuntut pembatasan seperti itu di lebih banyak negara bagian India.
Penjual daging kambing dan penjual buah Muslim juga menjadi sasaran kelompok sayap kanan Hindu.
Selama festival Hindu pada bulan April, massa Hindu melempari batu ke masjid di beberapa daerah sementara DJ memainkan musik keras di luar masjid saat jamaah berdoa.
Selain itu, pemipmpin Hindu yang dikenal karena pidato anti-Muslim mereka telah menyerukan pembersihan etnis Muslim India tipe Rohingya.
(Resa/TRTWorld)