ISLAMTODAY ID-Penguasa Taliban Afghanistan telah mengadakan pertemuan besar pertama para ulama Muslim dan tetua suku sejak mereka mengambil alih negara itu pada Agustus, dengan lebih dari 3.000 orang datang ke ibu kota untuk acara tersebut.
Pertemuan itu diadakan di Loya Jirga Hall Universitas Politeknik Kabul pada hari Kamis (30/6).
Menurut Zabihullah Mujahid, juru bicara dan wakil menteri informasi dan kebudayaan Taliban, kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi keluhan dan berbagai masalah lainnya.
Perempuan tidak diizinkan untuk menghadiri acara tersebut, meskipun laporan media menyarankan bahwa pembukaan kembali sekolah perempuan akan dibahas, bersama dengan isu-isu lainnya.
Wakil Perdana Menteri Taliban Abdul Salam Hanafi mengatakan kepada penyiar RTA pada hari Rabu (29/6) bahwa acara tersebut akan menjadi forum untuk pandangan yang berbeda, dan “langkah positif untuk stabilitas dan memperkuat persatuan nasional di seluruh negeri.”
Delegasi pria akan mewakili wanita, tambahnya.
“Para wanita adalah ibu kami, saudara perempuan kami, dan kami menghormati mereka. Kalau anak laki-lakinya ikut arisan itu berarti mereka juga terlibat,” ujarnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (30/6).
Masalah Ekonomi
Pertemuan itu terjadi saat pejabat keuangan dan bank sentral dari pemerintah yang dipimpin Taliban bertemu dengan pejabat AS di Qatar untuk membahas masalah ekonomi dan bantuan setelah gempa mematikan Afghanistan pekan lalu, yang terbaru dari kesengsaraan negara itu.
The Washington Post melaporkan awal pekan ini bahwa pejabat senior pemerintahan Biden bekerja dengan kepemimpinan Taliban pada mekanisme yang memungkinkan pemerintah Afghanistan menggunakan cadangan bank sentralnya dalam mengatasi krisis kelaparan dan kemiskinan yang parah di negara itu sambil membangun perlindungan untuk memastikan dana tersebut tidak disalahgunakan.
(Resa/TRTWorld)