ISLAMTODAY ID-Selama akhir pekan, aktivis Norwegia Lars Thorsen, pemimpin kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN), selamat dari aksi kejar-kejaran kendaraan di jalan raya setelah berpartisipasi dalam pembakaran Quran di pinggiran Oslo.
Pembakaran Al-Qur’an di Skandinavia telah memicu kemarahan dan kerusuhan di antara diaspora Muslim yang berkembang.
Setelah kecelakaan itu, dua wanita, pengemudi dan penumpang, telah ditangkap oleh polisi Norwegia karena diduga sengaja menyerang Thorsen.
Keduanya diduga menyebabkan cedera tubuh yang parah dan sengaja menyebabkan tabrakan.
Setidaknya salah satu wanita hadir ketika SIAN membakar Al-Qur’an di luar masjid Mortensrud.
“Kami memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa mobil SIAN ditabrak dengan sengaja, itulah sebabnya mobil itu membelok dari jalan dan terbalik” ujar polisi Oslo, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (5/7).
Sebanyak lima orang berada di dalam mobil yang rusak dan terbalik karena ditabrak oleh mobil lain dalam dorongan dramatis.
Mereka menerima bantuan medis, tetapi tidak ada yang dilaporkan terluka parah.
Tak satu pun dari wanita mengaku bersalah kriminal. Pengemudi yang dituduh mengeklaim bahwa mobil SIAN mendekati mereka terlebih dahulu dan itu adalah pembelaan diri.
Sementara itu, pemimpin SIAN mengatakan pembakaran Quran adalah tanggapan atas tuduhan yang diajukan terhadapnya pada 30 Juni.
“Ada adu mulut dan sedikit dorong-dorongan, tapi selain itu relatif baik-baik saja”, ujarnya mengenang peristiwa di masjid Mortensrud kepada penyiar nasional NRK.
“Ketika kami berkendara dari sana, ada seseorang yang mengikuti kami di dalam mobil, dan mulai mendorong mobil saya”, ungkap Thorsen.
Dia menggambarkan insiden itu sebagai “tidak terlalu menyenangkan, tetapi tidak mengejutkan”.
Pengacara Aase Schartum-Hansen menekankan bahwa pembakaran Quran pada prinsipnya dianggap sebagai pernyataan hukum.
Pengacara SIAN John Christian Elden menyebut insiden itu sebagai “serangan terhadap kebebasan berekspresi”.
“Klien saya baik-baik saja. Mereka telah pulih dari serangan dengan aman dan baik, tetapi terkejut bahwa serangan terhadap kebebasan berekspresi seperti itu dapat terjadi di Norwegia”, kata Elden.
Untuk diketahui, Stop Islamization of Norway (SIAN) dimulai pada awal 2000-an.
Tujuannya adalah untuk melawan proliferasi Islam yang dipandang sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar Konstitusi Norwegia serta bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.
SIAN dikenal karena manifestasi publik mereka dalam perayaan kebebasan berbicara yang kadang-kadang termasuk pembakaran Quran dan tindakan simbolis lainnya yang dianggap provokatif oleh umat Islam.
Metode serupa digunakan oleh sesama kritikus Islam, seperti partai Garis Keras Denmark dan pemimpinnya Rasmus Paludan.
Komunitas Muslim Norwegia telah berkembang pesat, mencapai sekitar 6 persen dari populasi negara itu dalam beberapa dekade.
Di beberapa kotamadya di Greater Oslo, di mana imigran cenderung mengelompok, jumlah Muslim lebih tinggi.
(Resa/Sputniknews)