ISLAMTODAY ID-Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell melakukan perjalanan di antara ibu kota Timur Tengah untuk mengajak dalam rundingan seputar kesepakatan nuklir Iran, dan dia mengatakan waktu hampir habis karena jendela peluang ditutup.
“Jika kita ingin mencapai kesepakatan, keputusan diperlukan sekarang. Ini masih mungkin, tetapi ruang politik untuk menghidupkan kembali JCPOA mungkin segera menyempit,” tweetnya untuk memulai minggu ini.
Dia baru-baru ini berada di Teheran serta Doha, Qatar dan berbicara dengan kedua belah pihak karena masing-masing saling menyalahkan untuk negosiasi yang macet.
Pengawas senjata nuklir PBB IAEA (International Atomic Energy Agency) juga mengeluarkan peringatan baru tentang ketegangan pada titik didih antara Iran dan Israel, yang berpotensi dapat dengan cepat diredakan jika jalan ke depan ditemukan pada kesepakatan nuklir.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi memperingatkan bahwa perlombaan senjata kawasan Timur Tengah dapat pecah jika Republik Islam semakin dekat dengan kemampuan senjata nuklir – meskipun Teheran telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan energi damai.
“Kami sekarang berada dalam situasi di mana tetangga Iran bisa mulai takut akan yang terburuk dan merencanakannya dengan tepat. Ada negara-negara di kawasan itu hari ini yang sangat hati-hati melihat apa yang terjadi dengan Iran, dan ketegangan di kawasan itu meningkat,” ungkap Grossi pada komentar Selasa (5/7) yang dikutip di Bloomberg.
“Para pemimpin politik kadang-kadang secara terbuka menyatakan bahwa mereka akan secara aktif mencari senjata nuklir jika Iran menimbulkan ancaman nuklir, ” ungkap Grossi, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (6/7).
Adapun Israel secara tidak ‘resmi’ telah menyatakan senjata nuklir, secara luas diketahui bahwa lama mencapai status senjata nuklir.
Hampir sebulan yang lalu, Grossi memperingatkan bahwa kesepakatan potensial akan mengalami “pukulan fatal” jika pembicaraan langsung tidak dipulihkan dalam waktu kurang dari empat minggu.
Mengingat perang Ukraina yang sedang berlangsung dan akibat sanksi energi anti-Rusia oleh AS dan Uni Eropa, Barat sangat membutuhkan memulihkan minyak Iran ke pasar global, juga karena Washington bahkan melihat ke negara-negara “nakal” seperti Venezuela.
Presiden Prancis Emmanuel Macron khususnya sedang melobi keras agar kesepakatan berhasil, yang malah tergantung pada seutas benang.
Dia mengatakan pada hari Selasa (5/7) setelah bertemu dengan perdana menteri baru Israel bahwa itu harus berhasil:
“Kita harus mempertahankan kesepakatan (nuklir) ini (dengan Iran). Dan mempertimbangkan kepentingan teman-teman kita di kawasan itu, terutama Israel,” ungkap Macron kepada wartawan saat konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid.
Israel telah lama menentangnya, melihat dalam kesepakatan yang dibangkitkan, sebuah peluang yang akan digunakan Iran untuk menutupi program pengembangan senjata nuklir.
Israel telah lebih dari setahun berusaha untuk menggagalkannya, tetapi juga mengatakan bahwa itu adalah kesepakatan yang harus sangat kuat, dan termasuk pembatasan yang diberlakukan pada rudal jarak jauh Iran juga.
(Resa/TRTWorld)