ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Tsvetana Paraskova dari OilPrice.com, dengan judul Can Biden Break The Alliance Between Saudi Arabia And Russia?
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Rabu (13/7) bahwa kremlin berharap diplomasi AS tidak akan berusaha untuk mengubah Arab Saudi melawan Rusia.
“Kami tentu berharap bahwa pembangunan dan pengembangan hubungan antara Riyadh dan ibu kota dunia lainnya tidak akan diarahkan kepada kami,” ungkap Peskov seperti dikutip pada briefing pada hari Rabu (13/7) oleh kantor berita Rusia TASS.
“Kami sangat menghargai pekerjaan yang kami lakukan dengan mitra kami, termasuk mitra terkemuka seperti Arab Saudi,” ungkap Peskov, diminta untuk mengomentari kunjungan Presiden Biden ke Kerajaan.
Presiden Biden pada hari Rabu (13/7) memulai kunjungan ke Timur Tengah, yang akan mencakup pemberhentian di Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar di dunia dan mitra utama Rusia dalam kesepakatan produksi minyak OPEC+.
Terlepas dari invasi Rusia ke Ukraina, Arab Saudi dan Rusia telah berulang kali menegaskan pentingnya kemitraan OPEC+ mereka.
Sementara itu, Presiden Biden akan mengunjungi Arab Saudi untuk pertama kalinya setelah mengubah sikapnya terhadap Riyadh karena harga bensin di Amerika mencapai rekor tertinggi USD 5 per galon bulan lalu.
OPEC memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi minyak mentah, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan awal pekan ini.
“Kami yakin ada kapasitas untuk langkah lebih lanjut yang dapat diambil,” ujar Sullivan saat konferensi pers pada hari Senin.
Presiden Biden dan timnya akan mendorong produksi minyak OPEC yang lebih tinggi selama pertemuan dengan para pemimpin dari negara-negara Teluk di Arab Saudi, kata Sullivan pada briefing.
“Kami akan menyampaikan pandangan umum kami…bahwa kami percaya bahwa perlu ada pasokan yang memadai di pasar global untuk melindungi ekonomi global dan untuk melindungi konsumen Amerika,” ungkap Sullivan, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (14/7).
Analis mengatakan bahwa kapasitas cadangan aktual OPEC bisa kurang dari angka resmi yang disarankan.
Pada kenyataannya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA)—dua produsen yang diyakini memegang sebagian besar kapasitas cadangan dunia—tidak dapat memompa terlalu banyak minyak mentah di atas tingkat saat ini untuk periode yang berkelanjutan.
(Resa/ZeroHedge)