ISLAMTODAY ID-Diplomat senior AS Wendy Sherman mengunjungi Kepulauan Solomon selama tiga hari untuk menandai peringatan 80 tahun Pertempuran Guadalcanal Perang Dunia II dan terlibat kembali di daerah yang dikuasai Beijing.
Kunjungan ini terjadi saat Washington bersitegang dengan Beijing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan itu beberapa bulan setelah negara Pasifik itu menandatangani pakta keamanan dengan China.
Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman memimpin delegasi AS yang mengunjungi Kepulauan Solomon selama tiga hari untuk memperingati 80 tahun Pertempuran Guadalcanal pada Perang Dunia II.
Untuk diketahui, ayah Sherman adalah seorang Marinir yang terluka parah dalam pertempuran, serangan besar selama enam bulan pada tahun 1942 dan 1943 yang memicu penarikan Jepang dan menandai dimulainya operasi besar Sekutu di Pasifik.
Amerika Serikat mengumumkan tahun ini bahwa pihaknya berencana untuk membangun kembali kedutaan di Solomon hampir 30 tahun setelah menutup misi terakhirnya.
China, yang memiliki kedutaan besar di Solomon yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahnya, membuat khawatir saingan Barat dengan menandatangani pakta keamanan dengan pulau itu pada bulan April.
Kesepakatan itu, yang dikhawatirkan oleh beberapa kritikus dapat menyebabkan China mendapatkan pijakan militer di Pasifik Selatan, kemungkinan besar menjadi agenda utama kunjungan AS.
Pedang Bermata Dua
“Ini adalah jalan yang sulit bagi AS untuk dilalui dalam arti bahwa, jelas, Perdana Menteri Manasseh Sogavare sangat menghargai hubungan negaranya dengan China,” Mihai Sora, seorang peneliti di Program Kepulauan Pasifik di Lowy Institute yang berbasis di Sydney, mengatakan kantor berita AFP.
“Gagasan bahwa dia harus memilih antara AS dan China tidak akan disambut baik. Dia akan mencari cara untuk bekerja dengan AS dan China,” ungkap Sora, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (6/8)
Tetapi tidak semua orang di Kepulauan Solomon mendukung hubungan keamanan yang berkembang dengan China, ia menambahkan: “Ini adalah pedang bermata dua.”
Kepulauan Solomon memutuskan hubungan dengan Taiwan pada September 2019 demi hubungan diplomatik dengan China, sebuah peralihan yang membuka investasi tetapi memicu persaingan antar pulau.
November lalu, protes terhadap pemerintahan Sogavare meningkat menjadi kerusuhan di ibu kota Honiara, di mana sebagian besar Chinatown kota itu dibakar sebelum Australia memimpin misi penjaga perdamaian internasional untuk membantu memulihkan ketenangan.
Lebih lanjut, perdana menteri Solomon dituduh oleh oposisi merusak demokrasi.
Sogavare telah menegaskan kembali niat pemerintahnya untuk menunda pemilihan umum mulai April mendatang hingga setelah Pesta Olahraga Pasifik, yang diselenggarakan oleh Kepulauan Solomon pada November 2023.
China mendanai kompleks stadion nasional yang dilaporkan bernilai USD 53 juta untuk menjadi tuan rumah Olimpiade.
(Resa/TRTWorld)