ISLAMTODAY ID-Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut China telah meningkatkan aktivitasnya di Samudra Hindia, wilayah yang sejauh ini didominasi oleh Angkatan Laut India.
Pada tahun 2020, Angkatan Laut India mengusir sebuah kapal penelitian China setelah mendekati Kepulauan Andaman dan Nicobar yang strategis di India.
Sri Lanka telah meminta pemerintah China untuk menunda kunjungan kapal penelitiannya Yuan Wang 5 di pelabuhan Hambantota sampai ada “konsultasi lebih lanjut” mengenai masalah tersebut.
Dalam surat tersebut, dilihat oleh Sputnik, pemerintah Sri Lanka mengakui bahwa mereka telah memberikan izin pada 12 Juli bagi kapal “untuk memasuki Pelabuhan Hambantota untuk tujuan pengisian”.
Hal itu terjadi sehari sebelum Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke Singapura.
“Kementerian Luar Negeri Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbarui kedutaan Republik Rakyat Tiongkok di Kolombo, jaminan pertimbangan tertingginya,” bunyi surat itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Ahad (7/8).
Menteri Sri Lanka Bandula Gunawardana mengatakan bahwa baik kapal maupun awaknya tidak akan terlibat dalam urusan internal atau bisnis apa pun di Sri Lanka.
“China dan India selalu membantu Sri Lanka di dalam negeri dan di forum internasional sebagai sahabat sejati. Oleh karena itu, Sri Lanka tidak akan melakukan apa pun untuk merusak pemahaman dan kepercayaan yang baik antara kedua negara selama ribuan tahun,” tegas Gunawardana.
Pada hari Sabtu (6/8), Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry memberi penjelasan singkat kepada India dan China pada tingkat diplomatik tentang situasi yang berkembang dengan kunjungan kapal penelitian pada 11 Agustus.
Perkembangan itu terjadi setelah India menyuarakan keprihatinan tentang kunjungan kapal tersebut.
“Pemerintah dengan hati-hati memantau setiap perkembangan yang berkaitan dengan keamanan dan kepentingan ekonomi India dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaganya. Saya pikir itu harus menjadi pesan yang jelas,” ungkap Arindam Bagchi, juru bicara kementerian luar negeri India, pekan lalu.
India telah memberikan USD 3,9 Miliar dalam berbagai bentuk ke Sri Lanka.
Untuk diketahui, Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri dan menghadapi kekurangan bahan bakar dan makanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
China juga telah menyediakan makanan dan pasokan medis di saat krisis.
Krisis ekonomi terutama disebabkan oleh kekuatan oposisi untuk kebijakan pemerintah yang tidak efektif dan kekurangan devisa yang disebabkan oleh pembatasan pariwisata selama pandemi COVID-19.
Krisis valuta asing menyebabkan protes yang berlangsung berbulan-bulan, yang mengakibatkan tersingkirnya seluruh anggota keluarga Rajapaksa dari kekuasaan.
Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 15 Juli setelah ia melarikan diri ke Singapura melalui Maladewa.
(Resa/Sputniknews)