ISLAMTODAY ID-Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrel telah mengakui bahwa standar ganda membayangi hubungan internasional.
Pernyataan tersebut muncul dalam sebuah wawancara mengapa Brussels jauh lebih bersedia untuk mendukung rakyat Ukraina daripada rakyat Gaza.
Konflik Timur Tengah bukan di tangan UE, katanya, menunjuk AS.
“Kami sering dikritik karena standar ganda. Tetapi politik internasional sebagian besar adalah tentang penerapan standar ganda. Kami tidak menggunakan kriteria yang sama untuk semua masalah,” ungkapnya kepada surat kabar El Pais, seperti dikutip Kamis (11/8).
Sebelumnya dalam wawancara, Borrell mengatakan bahwa mendukung Kiev melawan Moskow adalah “keharusan moral” bagi negara-negara Barat.
“Menyelesaikan situasi dengan orang-orang yang terperangkap di penjara terbuka, di mana Gaza berada, bukan di tangan UE,” ungkap diplomat itu, seperti dilansir dari RT, Kamis (11/8).
Dia menyebut kondisi kehidupan yang jorok di Gaza sebagai “skandal” dan “memalukan”, tetapi tidak menjelaskan asal mula krisis kemanusiaan.
Gaza berada di bawah blokade oleh Israel, yang mengeklaim itu adalah satu-satunya cara untuk menahan ancaman militan Palestina, yang memegang kekuasaan di daerah tersebut.
Ada bentrokan reguler antara kedua belah pihak. Permusuhan terbaru, di mana Israel berperang melawan kelompok Jihad Islam, terjadi bulan ini dan berakhir dengan gencatan senjata pada hari Senin (8/8).
Kritikus mengatakan penindasan warga Palestina, baik di Gaza dan di Tepi Barat, hanya melahirkan lebih banyak kebencian dan radikalisme, melanggengkan lingkaran setan kekerasan Arab-Israel.
Borrell menjelaskan bahwa “tidak ada solusi untuk konflik Timur Tengah tanpa komitmen yang sangat kuat dari pihak AS.”
Banyak upaya dilakukan di masa lalu, tetapi saat ini tampaknya tidak ada jalan ke depan, pungkasnya.
AS telah menunjukkan dukungan tak tergoyahkan terhadap Israel, bahkan ketika terus membangun permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki dan mengambil tindakan lain yang memusuhi rakyat Palestina.
Kritikus terhadap Washington, termasuk kepemimpinan otoritas Palestina, mengatakan pihaknya telah lama kehilangan kredibilitasnya sebagai mediator yang tidak memihak dalam konflik tersebut.
(Resa/RT