ISLAMTODAY ID-Menteri pertahanan Estonia menyatakan pertemuan dengan pihak Finlandia telah membahas integrasi baterai rudal pantai yang akan memungkinkan dua anggota NATO untuk memblokade Angkatan Laut Rusia di Teluk Finlandia.
Lebih lanjut, dia menggemakan komentar yang dibuat sebelumnya oleh para pemimpin Polandia dan Lituania.
“Ini akan mengubah Laut Baltik menjadi laut internal NATO”, ungkap pejabat itu.
“Kita perlu mengintegrasikan pertahanan pesisir kita. Jangkauan terbang rudal Estonia dan Finlandia lebih besar dari lebar Teluk Finlandia,” ungkap Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur kepada surat kabar Finlandia Iltalehti, seperti dilansir dari RT, Jumat (12/8).
Rudal pantai MTO85M Finlandia memiliki jangkauan lebih dari 100 kilometer. Sementara, teluk ini berjarak sekitar 82 kilometer dari Helsinki ke Tallinn.
Estonia berencana untuk membeli rudal Blue Spear Israel akhir tahun ini, yang memiliki jangkauan hampir 300 kilometer.
“Laut Baltik akan menjadi laut internal NATO ketika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Dibandingkan dengan saat ini, situasinya berubah,” ungkap Pevkur.
Di sisi lain, dia menambahkan bahwa kedua negara kemudian dapat menutup laut untuk Angkatan Laut Rusia jika perlu.
Aplikasi Finlandia dan Swedia untuk NATO disambut dengan antusias oleh Polandia dan bekas republik Soviet di Laut Baltik.
Setelah pertemuan puncak aliansi di Spanyol pada akhir Juni, Presiden Polandia Andrzej Duda dan Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics keduanya mengatakan mereka berharap Baltik menjadi “danau NATO.”
Pevkur mengatakan dia juga membahas wilayah udara dengan rekannya dari Finlandia, meskipun dia menghindari pertanyaan Iltaleht apakah AS akan mengerahkan jet tempur F-35 ke Estonia.
“Bagi saya, ini adalah satu wilayah udara,” tambah Pevkur.
“Wilayah udara Finlandia tidak dapat dilindungi jika wilayah udara Estonia tidak dilindungi pada saat yang sama, dan sebaliknya. Jet tempur melintasi Teluk Finlandia selebar 80 kilometer dalam hitungan menit.”
Estonia telah menjadi salah satu anggota NATO yang paling vokal dalam mendesak konfrontasi dengan Rusia.
Pada hari Kamis (11/8), Tallinn mengumumkan bahwa mereka akan melarang masuk ke Rusia dengan visa Schengen UE mulai minggu depan, dan menghancurkan semua monumen era Soviet “sesegera mungkin”.
(Resa/RT)