ISLAMTODAY ID-India dan Amerika Serikat telah menyuarakan keprihatinan keamanan atas kunjungan kapal Yuan Wang 5 ke Sri Lanka.
Sebuah kapal penelitian China yang dituduh oleh India dan Amerika Serikat melakukan kegiatan mata-mata telah meninggalkan pelabuhan Hambantota yang dikelola China di Sri Lanka setelah tinggal selama seminggu.
Pengamat mengatakan kapal Yuan Wang 5 salah satu sekelompok kapal China yang memantau satelit, meluncurkan roket dan rudal balistik antar-benua.
“Pilot kami ada di atas kapal dan kapal meninggalkan pelabuhan,” ungkap seorang pejabat pelabuhan kepada kantor berita AFP pada hari Senin (22/8) saat kapal itu dipandu oleh kapal tunda.
“Mereka telah memberikan pelabuhan Jiangyin sebagai tujuan mereka selanjutnya,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (22/8).
Kolombo mengizinkan Yuan Wang 5 mengunjungi pelabuhan laut dalam dengan syarat tidak akan melakukan penelitian di perairan Sri Lanka.
Kapal yang dikatakan membawa sekitar 400 awak telah berangkat dari Jiangyin, di provinsi Jiangsu China, pada pertengahan Juli.
Situs web analisis pengiriman menggambarkan Yuan Wang 5 sebagai kapal penelitian dan survei, tetapi menurut media India itu adalah kapal mata-mata yang dapat digunakan ganda.
Kekhawatiran Muncul
Baik India dan AS telah mengangkat masalah keamanan atas kunjungan kapal ke Sri Lanka, dengan New Delhi mengajukan keluhan – sebuah langkah yang menunda kunjungan seminggu sebelum Kolombo mengumumkan putar balik.
Ketika kapal tiba pekan lalu, duta besar China untuk Sri Lanka Qi Zhenhong mengatakan panggilan pelabuhan itu adalah bagian dari “pertukaran normal antara kedua negara”.
Tidak ada upacara pelepasan di pelabuhan Hambantota, yang telah dijalankan sejak 2017 oleh perusahaan milik negara China yang menyewanya selama 99 tahun dengan harga USD 1,12 miliar, kurang dari USD 1,4 miliar yang dibayarkan Sri Lanka kepada perusahaan Cina untuk membangunnya.
New Delhi curiga dengan kehadiran Beijing yang meningkat di Samudra Hindia dan aktivitas di Sri Lanka, melihat keduanya berada dalam lingkup pengaruhnya.
Pelabuhan Hambantota
India yang bertetangga dengan Sri Lanka khawatir China menggunakan pelabuhan sebagai pangkalan militer.
Sri Lanka sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa puluh tahun terakhir dan membutuhkan bantuan finansial dari China maupun India.
Pada Ahad (22/8) Hambantota International Port Group yang merupakan badan gabungan antara pemerintah Sri Lanka dan China Merchants Port Holdings, mengatakan kapal survei Cina sudah meninggalkan pelabuhan yang terletak di selatan Sri Lanka itu. Tujuan kapal tersebut tidak diketahui.
Pentagon mengatakan kapal-kapal Yuan Wang dioperasikan Pasukan Pendukung Strategis angkatan bersenjata Cina, Tentara Pembebas Rakyat (PLA).
Sementara itu, China mengatakan China Merchants Port Holdings memiliki izin pengelolaan pelabuhan Hambantota selama 99 tahun. Dalam perjanjian proyek infrastruktur Belt and Road Cina.
(Resa/TRTWorld)