ISLAMTODAY ID-Perselisihan yang belum terselesaikan atas perbatasan China-India kembali menjadi fokus dengan kedua belah pihak berpegang teguh pada posisi mereka yang berlawanan.
Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan pada konferensi di Thailand pekan lalu bahwa hubungan bilateral dengan China sedang melalui “fase yang sangat sulit setelah apa yang dilakukan Beijing di perbatasan.”
“Asian Century tidak akan terjadi jika kedua tetangga tidak bisa bergandengan tangan,” ungkaonya, seperti dilansir dari AA, Senin (22/8).
Jaishankar menanggapi pertanyaan setelah menyampaikan ceramah tentang “Visi India tentang Indo-Pasifik” di Universitas Chulalongkorn yang berbasis di Bangkok.
Dia merujuk pada perselisihan yang sedang berlangsung dengan China di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) di daerah Ladakh di Jammu dan Kashmir yang disengketakan sejak Mei 2020.
Kedua militer saling berhadapan di sepanjang LAC pada Juni 2020, eskalasi yang mengakibatkan kematian 24 tentara, tepatnya 20 di pihak India.
Meskipun lebih dari puluhan putaran dialog antara kedua belah pihak, belum ada terobosan.
China, bagaimanapun, memuji Jaishankar, setuju dengan komentarnya tentang Asian Century.
“Kecuali Cina dan India dikembangkan, tidak akan ada abad Asia. Tidak ada abad Asia-Pasifik atau abad Asia yang asli yang bisa datang sampai China, India dan negara-negara tetangga lainnya berkembang,” ungkap Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada konferensi pers Jumat lalu.
Menyebut China dan India sebagai “dua peradaban kuno, dua ekonomi berkembang utama dan dua negara tetangga,”
Wang mengatakan: “Kami memiliki kepentingan yang jauh lebih banyak daripada perbedaan.”
Wang mengatakan kedua belah pihak “memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk saling membantu agar berhasil alih-alih meremehkan satu sama lain.”
Lebih lanjut, Wang berkata: “Kami berharap pihak India akan bekerja dengan China untuk bertindak berdasarkan pemahaman bersama yang penting antara para pemimpin kami, yaitu ‘China dan India bukanlah ancaman satu sama lain, tetapi mitra kerja sama dan peluang pengembangan’ …”
(Resa/AA)