ISLAMTODAY ID-Surat kabar Asharq al-Awsat melaporkan bahwa Rusia menuntut Iran memindahkan pasukan dan milisinya dari daerah-daerah di Suriah barat untuk menghindari serangan udara lebih lanjut dari negara tetangga Israel.
Outlet tersebut melaporkan bahwa dalam pertemuan pada hari Rabu (31/9) antara tiga pejabat Rusia dan rekan-rekan Iran mereka di bandara militer Hama, Moskow “menuntut agar Iran mengevakuasi” posisi militer mereka di dekat Hama dan kota pesisir Tartous.
Pernyataan tersebut dikutip dari sebuah sumber yang dilaporkan dekat dengan rezim Suriah Bashar al-Assad.
“Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah sering melakukan serangan udara di lokasi dan posisi milisi Iran di dalam negeri, terutama di barat dan barat daya,” ungkap surat kabar tersebut, seperti dilansir dari MEMO, Sabtu (3/9).
Menurut Tel Aviv, serangan tersebut merupakan upaya untuk menahan pengaruh Iran dan mencegah koridor darat yang membentang dari Irak ke Lebanon yang dapat digunakan oleh Iran dan milisinya.
Tindakan Israel telah menyebabkan lebih banyak masalah bagi rezim Suriah dan pasukannya sendiri, yang terkadang terkena dampak serangan tersebut.
Infrastruktur sipil juga terkena dampak, termasuk bandara internasional di ibu kota Damaskus dan kota utara Aleppo.
Bagaimanapun, sampai sekarang hanya ada sedikit atau tidak ada laporan tentang peningkatan gesekan antara pasukan Suriah dan sekutu Iran mereka dan milisi yang berafiliasi, yang telah membantu rezim Assad selama perang saudara yang berlangsung selama satu dekade.
Tuntutan Moskow ke Teheran – jika terbukti benar – selanjutnya dapat menandakan meningkatnya ketegangan antara pasukan Rusia dan Iran di Suriah, yang sering bersaing untuk mendominasi dan berpengaruh di negara itu selama dekade terakhir.
(Resa/MEMO)