ISLAMTODAY ID-Yunani melepaskan tembakan ke kapal ro-ro “ANATOLIA” yang mengibarkan bendera Komoro dan sedang berlayar di perairan internasional 11 mil laut barat daya dari pulau Turki Bozcaada (Tenedos) pada hari Sabtu (10/9).
Harian Turki Milliyet melaporakan ada warga negara asing di antara personel kapal ro-ro.
Mereka merupakan 3 warga negara Turki, 6 warga Mesir, 4 warga Somalia dan 5 warga Azerbaijan, total ada 18 orang di kapal itu.
Surat kabar Milliyet pada hari Senin (12/9) menyatakan tak satu pun dari mereka terluka.
Menurut sumber Sputnik, Ankara menganggap insiden itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan menuntut penjelasan dari Yunani.
Sementara itu, Penjaga Pantai Hellenic mengatakan pihaknya melepaskan tembakan peringatan ke arah aman saat mengejar “kapal mencurigakan” yang berlayar di bawah bendera Komoro yang memasuki perairan teritorial Yunani pada hari Sabtu (12/9).
“Sebuah kapal patroli dari Otoritas Pelabuhan Mytilini meminta kapten ANATOLIAN berhenti untuk pemeriksaan setelah kapal itu terlihat di laut barat laut Lesbos,” ungkap penjaga pantai Yunani, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (12/9).
Kapten menolak patuh pada pengejaran yang diikuti tembakan peringatan.
Menurut Penjaga Pantai Hellenic, pihak berwenang Turki telah diberitahu tentang insiden tersebut.
Investigasi telah diluncurkan oleh pihak berwenang Turki atas permintaan jaksa Canakkale, menurut harian Milliyet.
Ketegangan Turki-Yunani
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan Turki memicu ketegangan dan membuat komentar “tidak dapat diterima” yang mempertanyakan kedaulatan Yunani di Laut Aegea.
“Turki memprovokasi ketegangan dan menggambarkan Yunani sebagai tersangka agresor,” ujar Mitsotakis dalam konferensi pers hari Ahad (11/9), harian Yunani Kathimerini melaporkan.
Dia menambahkan bahwa “tidak ada seorang pun di luar negeri yang percaya bahwa pulau-pulau Yunani adalah ancaman bagi Turki.”
Komentarnya muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan awal bulan ini menuduh Yunani menduduki pulau demiliterisasi di Laut Aegea.
Dia mengatakan bahwa Turki siap untuk “melakukan apa yang diperlukan” ketika saatnya tiba.
“Saya menemukan pernyataan baru-baru ini dari presiden Turki tidak dapat diterima,” ungkap Mitsotakis, seperti dilansir dari Politico, Ahad (11/9).
Lebih lanjut, dia memperingatkan bahwa “provokasi terus-menerus” oleh politisi Turki “sangat bermasalah.”
Ketegangan meningkat pada hari Sabtu (10/9) setelah kementerian dalam negeri Turki mengeluarkan pernyataan yang menuduh Penjaga Pantai Yunani menembaki sebuah kapal kargo yang berlayar di perairan internasional barat daya pulau Bozcaada, Turki.
Tidak ada cedera yang dilaporkan.
Perdana menteri Yunani mengatakan bahwa dia “tidak dapat membayangkan konflik Yunani-Turki dengan serangan Turki” dan dia selalu terbuka untuk bertemu dengan Erdogan.
“Kami akan selalu berusaha menjaga saluran komunikasi tetap terbuka,” ungkap Mitsotakis.
(Resa/Sputniknews/Politico)