ISLAMTODAY ID-Pada 14 September, PBB memperingatkan bahwa pertempuran berdarah di Suriah berpotensi akan meningkat.
Pejabat PBB mengatakan rencana regional untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Suriah membutuhkan usd 6,1 miliar.
“Suriah tidak mampu untuk kembali berperang dalam skala yang lebih besar, tetapi itulah yang mungkin akan terjadi,” ungkap Paulo Sergio Pinheiro, kepala Komisi Penyelidikan PBB tentang Suriah kepada wartawan di Jenewa.
“Perang telah berakhir di Suriah. Namun, pelanggaran yang didokumentasikan dalam laporan menunjukkan sebaliknya.” ungkap pejabat PBB itu, seperti dilansir dari The Cradle, Jumat (16/9).
Laporan setebal 50 halaman itu menyimpulkan bahwa “pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter” telah meningkat di seluruh negeri selama enam bulan terakhir.
Laporan itu menunjuk pada pecahnya pertempuran baru di timur laut dan barat laut Suriah, yang mengakibatkan puluhan korban dan mengancam pasokan makanan dan air negara itu.
Anggota komite Hani Megally mengatakan serangan udara Rusia di daerah yang dikuasai oposisi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami menyaksikan eskalasi kekerasan,” ujarnya kepada wartawan.
Komisi PBB juga mendokumentasikan lebih dari 12 serangan Israel di Suriah dalam enam bulan pertama tahun ini, termasuk serangan terhadap Bandara Internasional Damaskus, membuatnya tidak beroperasi selama hampir dua minggu.
Selama hampir empat tahun, operasi ISIS di Badia Suriah dan pedesaan timur Deir Ezzor, utara Sungai Efrat, tidak berhenti, tetapi laju operasi ini baru-baru ini meningkat.
ISIS menggunakan gurun Suriah untuk operasinya, memanfaatkan wilayah geografisnya yang luas untuk menghindari pemboman udara.
Organisasi teroris melakukan operasi di sepanjang dan melintasi gurun Suriah, yang terletak di dalam perbatasan administratif kegubernuran Deir Ezzor, Raqqa, Aleppo, Hama, Homs, dan Suwayda.
Selain itu, operasi ISIS berlanjut di seluruh wilayah yang dikuasai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di pedesaan timur Deir Ezzor.
Sebaliknya, SDF mengumumkan penghapusan kelompok ekstremis di bagian timur wilayah Efrat pada awal 2019.
Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths mengatakan banyak orang terlantar di Suriah menderita kelaparan, kehausan, dan cedera terkait perang.
“Kemampuan PBB untuk memberikan bantuan di kamp pengungsi Al-Hawl di timur laut Suriah saat ini masih terbatas,”ungkap Griffiths dalam pertemuan keamanan PBB pada 14 September.
Griffiths mengungkapkan bahwa selama Konferensi Brussel Keenam untuk membiayai rencana respons kemanusiaan untuk Suriah dan kawasan, hanya seperempat dari apa yang semula dijanjikan para donor disumbangkan.
(Resa/The Cradle)