ISLAMTODAY ID- Setelah aksi balas dendam Ukraina di Kharkiv berhasil, Rusia melakukan cara baru untuk memperkuat pasukan militernya.
Rusia mengajukan proposal untuk membuka lowongan pekerjaan bagi pasukan asing.
Sebelumnya pihak Ukraina telah menggembar-gemborkan perekrutan pasukan asing, sejak awal invasi.
Pihak Ukraina menyebut misi ini dengan sebutan “Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina”.
Para calon rekrutan memiliki akses situs web resmi dan berkesempatan untuk mengklik tombol “bergabung”.
Hanya 2 hari setelah invasi 24 Februari, Presiden Volodymyr Zelensky telah meminta “pendukung Ukraina, kebebasan dan demokrasi” untuk mendaftar ke pasukan pertahanan teritorial.
Menurut sebuah penelitian yang melacak pasukan Ukraina selama konflik, “Hanya dua minggu setelah Zelensky meminta orang asing untuk bertugas di ‘legiun internasional’ Ukraina, Ukraina mengumumkan bahwa lebih dari 20.000 sukarelawan asing dari lebih dari 52 negara yang berbeda telah tiba.”
Lebih lanjut, ditemukan fakta mengejutkan oleh para peniliti terkait kemampuan para pelamar.
“Banyak dari pendatang baru yang terlatih dengan baik dengan pengalaman militer sebelumnya. Ini termasuk veteran yang bertugas di Angkatan Darat AS, Korps Marinir AS, dan Angkatan Darat Inggris,” ungkap peneliti dalam laporannya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (21/9).
Beberapa pakar mengatakan tentara bayaran ini sangat terlibat dalam serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung di Kharkiv.
Menariknya, pada saat laporan internasional menunjuk pada korban yang tinggi serta kemungkinan kekurangan tenaga kerja di pihak Rusia, pemerintah Rusia telah membuka pusat rekrutmen militer yang berfokus pada warga negara asing.
Walikota Moskow mengumumkan inisiatif baru pada hari Selasa (20/9):
“Pemerintah Moskow akan mengerahkan infrastruktur lengkap di Sakharovo untuk membantu Kementerian Pertahanan Rusia dalam perekrutan warga asing ke dinas militer,” ungkap Walikota Sergei Sobyanin dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram.
Pihak berwenang setempat “akan melakukan segala yang diperlukan untuk membuat penandatanganan kontrak senyaman mungkin” ungkap pernyataan resmi itu.
Ini kemungkinan terkait dengan langkah di Duma Negara yang dilaporkan pada hari Selasa (20/9) untuk membuat persiapan”mobilisasi nasional” – karena militer Rusia dapat bersiap pada eskalasi besar.
Langkah ini juga melibatkan tindakan federal yang memudahkan orang asing untuk menandatangani kontrak satu tahun dengan tentara Rusia, berdasarkan program di mana mereka menerima kewarganegaraan sebagai imbalan.
Namun, proposal tersebut masih harus melalui majelis tinggi parlemen dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Putin.
Semua ini menunjukkan beberapa perubahan besar dalam cara Rusia melaksanakan invasi.
(Resa/ZeroHedge)