ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Wang Yi menegaskan pada Senin (19/9) bahwa persepsi AS tentang China sebagai saingan adalah hal yang salah.
Pernyataan tersebut muncul setelah Wang Yi bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger.
Selama pertemuan mereka di New York, Wang Yi menggambarkan Kissinger, yang memainkan peran penting dalam normalisasi hubungan antara Washington dan Beijing pada 1970-an, sebagai “teman baik orang-orang China.”
Namun, diplomat paling senior Beijing memperingatkan bahwa “pecahnya Perang Dingin baru akan menjadi bencana bagi China dan AS, serta bagian lain dunia,”
Lebih lanjut, dia mendesak Washington untuk mengadopsi kebijakan rasional dan pragmatis terhadap China.
Menurut menteri, Washington dapat melakukan itu dengan menghormati pengakuan sebelumnya atas posisi China bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan ‘One China’.
Wang Yi mengatakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi baru-baru ini ke pulau itu merugikan hubungan Tiongkok-AS karena menghasilkan Undang-Undang Kebijakan Taiwan Kongres AS 2022.
Untuk diketahui, dokumen yang didukung oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS tersebut bertujuan untuk memberi Taipei miliaran dolar dalam bantuan keamanan.
Wang melanjutkan dengan mengatakan bahwa AS memiliki “persepsi yang salah tentang China” karena melihatnya sebagai “saingan paling menonjol dan penantang jangka panjang”.
“Beberapa orang bahkan menggambarkan kisah sukses pertukaran China-AS sebagai yang gagal. Dengan melakukan itu, mereka tidak menghormati sejarah maupun diri mereka sendiri,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Selasa (20/9).
Menurut Wang, reunifikasi damai dengan Taiwan adalah “harapan terbaik” China dan Beijing akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa semakin “merajalela” kegiatan penegasan kemerdekaan Taiwan, “semakin kecil kemungkinan” masalah tersebut dapat diselesaikan secara damai.
Komentarnya muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Ahad (18/9) bahwa pasukan Amerika akan membela Taiwan jika diserang oleh China.
Pernyataan ini memicu kemarahan dari Beijing, yang mengatakan bahwa mereka “menyesalkan dan dengan tegas menentang” sikap seperti itu.
Taiwan telah berdiri sendiri sejak pasukan nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu pada tahun 1949, setelah mereka kalah perang saudara dari Komunis.
Pemerintah AS, sejak tahun 1970-an, secara resmi mengakui tetapi tidak mendukung kedaulatan China atas Taiwan.
(Resa/RT)