ISLAMTODAY ID-Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada hari Rabu (21/9) bahwa dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial di negara tersebut.
Awal pekan ini, Republik Donbass, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, keduanya dibebaskan oleh pasukan Rusia, mengumumkan mereka akan mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
“Dalam situasi ini, saya menganggap perlu untuk mengambil keputusan berikut, mereka sepenuhnya memadai untuk ancaman yang kita hadapi. Yaitu: untuk melindungi Tanah Air kita, kedaulatan dan keutuhan wilayahnya, untuk menjamin keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan, saya menganggap perlu untuk mendukung usul Kementerian Pertahanan dan Staf Umum untuk melakukan mobilisasi parsial di Federasi Rusia,” ungkap Putin, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (21/9).
Dia mengatakan bahwa langkah-langkah mobilisasi akan dimulai pada hari Rabu (21/9), mencatat bahwa hanya orang tertentu yang akan dikenakan wajib militer – pertama, mereka yang memiliki pengalaman dan profesi militer yang relevan.
Dia juga mencatat bahwa warga yang bergabung dengan tentara selama mobilisasi akan mendapatkan status dan jaminan sosial prajurit kontrak militer.
Pada saat yang sama, Kremlin mencatat bahwa kontrak dinas militer akan diperpanjang hingga akhir mobilisasi.
Dalam pidatonya kepada masyarakat, Presiden Putin sebelumnya menjelaskan situasi mengenai operasi militer khusus di Ukraina.
Dia menekankan bahwa tujuan utama dari operasi khusus Rusia di Ukraina tetap pembebasan Donbass.
Presiden mengatakan bahwa Rusia akan mendukung hasil referendum, yang akan berlangsung di Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, wilayah Kherson dan Zaporozhye.
“Parlemen republik rakyat Donbass, serta administrasi militer-sipil di wilayah Kherson dan Zaporozhye,
telah memutuskan untuk mengadakan referendum tentang masa depan wilayah-wilayah ini dan telah berpaling kepada kami, Rusia, dengan permintaan untuk mendukung langkah tersebut. Saya menekankan bahwa kami akan melakukan segalanya untuk memberikan kondisi yang aman bagi referendum yang akan diadakan sehingga orang dapat mengekspresikan keinginan mereka,” ungkap Putin.
Dia menekankan bahwa orang-orang di Donetsk dan Lugansk, serta di wilayah pembebasan Ukraina, tidak ingin ditindas oleh rezim Neo-Nazi Ukraina, karena mereka telah menyaksikan kekejaman oleh pasukan Kiev.
Putin mengatakan bahwa konflik saat ini dipicu oleh Barat, mencatat bahwa negara-negara Barat mencari kehancuran dan disintegrasi Rusia.
Dia mengatakan bahwa Barat telah mendukung teroris internasional, mempromosikan infrastruktur ofensif NATO di dekat perbatasan Rusia dan memupuk Russophobia.
(Resa/Sputniknews)