ISLAMTODAY ID- Kepala keamanan Polandia menyatakan bahwa mobilisasi parsial Rusia seharusnya memacu Barat untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di dekat perbatasannya.
Menurut Pawel Soloch, seorang pejabat tinggi keamanan Polandia bahwa pengumuman Rusia tentang mobilisasi militer parsial adalah tanda kekalahan dan tidak menimbulkan ancaman bagi Polandia, tetapi harus ditanggapi dengan pengerahan lebih banyak pasukan NATO di Eropa Timur,
“Sehubungan dengan mobilisasi ini, kita harus menekan kehadiran sekutu yang meningkat di sisi timur. Ini adalah argumen tambahan untuk memiliki pasukan NATO tambahan di timur, ”ungkap Soloch dalam sebuah wawancara dengan program Graffiti di Polsat News pada hari Kamis (22/9), seperti dilansir dari RT, Kamis (22/9).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada hari Rabu (21/9) bahwa beberapa tentara cadangan akan dipanggil ke dinas aktif untuk membantu serangan militer negara itu di Ukraina.
Tindakan itu diperlukan karena pasukan Rusia tidak hanya menghadapi Ukraina sendiri, tetapi juga “seluruh mesin militer Barat,” bantah Putin.
Soloch, yang mengepalai Biro Keamanan Nasional Polandia, menyebut langkah Rusia sebagai bukti “kekalahan” Putin dan mempertanyakan kemampuan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mempersenjatai 300.000 orang, seperti yang diinginkannya.
Ditanya apakah keamanan Polandia akan terganggu oleh peningkatan jumlah pasukan Rusia, dia mengatakan tidak akan. Namun “Ukraina mungkin merasakan efek dari mobilisasi ini dalam beberapa minggu,” tambah Soloch.
Pejabat Polandia itu mencap pidato Putin yang mengumumkan berita tersebut sebagai eskalasi retoris konflik dengan Barat, mengutip “ancaman penggunaan senjata nuklir yang sangat samar”.
Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak akan ragu untuk menggunakan segala cara yang dimilikinya, jika diserang dengan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya.
Dia menambahkan bahwa peringatan itu ditujukan kepada pejabat senior yang tidak disebutkan namanya di negara-negara NATO.
(Resa/RT)