ISLAMTODAY ID-Pada Ahad (25/9) dini hari Korea Utara menembakkan rudal balistik ke perairan lepas pantai timur semenanjung Korea.
Menurut pemerintah Korea Selatan dan Jepang, hal ini disebut sebagai “pelanggaran nyata” terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Lebih lanjut, mereja menuntut agar uji penembakan Korea Utara segera dihentikan.
CNN mengutip peluncuran rudal baru ini adalah yang ke-19 tahun ini, dengan yang terakhir datang pada 17 Agustus.
Di sisi lain, Kim Jong Un berjanji bahwa dia akan tetap memperluas “kemampuan taktis” negaranya.
Dia juga akhir-akhir ini menggoda bahkan kemungkinan uji coba nuklir di masa depan.
“Rudal itu memiliki jarak terbang sekitar 600 kilometer (370 mil), ketinggian 60 kilometer (37 mil) dan kecepatan sekitar Mach 5, menurut JCS,” lapor CNN, mengacu pada Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, seperti dilansir dari ZeroHedge, Senin (26/9).
“Badan intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis rincian lebih lanjut.”
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengeluarkan tanggapan yang sangat pedas, “Jika Anda menyertakan peluncuran rudal jelajah, ini adalah peluncuran kesembilan belas, yang merupakan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.
“Tindakan Korea Utara merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan negara kita, kawasan dan komunitas internasional dan melakukan ini saat invasi Ukraina berlangsung tidak dapat dimaafkan.”
Peluncuran ini tampaknya dilakukan sebagai peringatan yang disengaja terhadap sejumlah perkembangan.
“Ini adalah cara Korea Utara untuk menunjukkan pembangkangan terhadap aliansi [AS],” ungkap seorang analis di Rand Corporation, Soo Kim, seperti dikutip AFP.
Pertama, dalam beberapa hari terakhir, kapal induk Amerika bertenaga nuklir USS Ronald Reagan tiba di Korea Selatan sebagai persiapan untuk latihan bersama.
Ini akan menjadi latihan bersama pertama dengan pasukan Korea Selatan yang melibatkan kapal induk AS sejak 2017.
Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan setibanya di pelabuhan Busan pada hari Jumat bahwa mereka akan menunjukkan “keputusan tegas oleh aliansi Korea-AS demi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.”
Selain itu, Wakil Presiden Kamala Harris beberapa hari lagi akan mendarat di Seoul untuk kunjungan resmi.
Seperti yang dipratinjau AP minggu lalu, “Ancaman Korea Utara juga diharapkan menjadi agenda utama ketika Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi Korea Selatan minggu depan setelah menghadiri pemakaman kenegaraan di Tokyo atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.”
Dia diharapkan tiba di Jepang pada hari Senin (26/9), dengan seluruh perjalanan regional berlangsung hingga 29 September.
(Resa/ZeroHedge)