ISLAMTODAY ID-Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan kepada Majelis Umum PBB minggu ini bahwa kelompok teroris yang beroperasi di Afghanistan menimbulkan ancaman bagi komunitas global.
Namun, Taliban menanggapi bahwa ancaman teroris di negara itu dibesar-besarkan.
Pemimpin senior Taliban dan Wakil Menteri Luar Negeri Sher Mohammad Abbas Stanikzai telah mengancam akan “berperang dengan Pakistan” jika Islamabad terus menuduh kelompok Islam itu melindungi teroris di Afghanistan.
“Pakistan telah menggunakan situasi di Afghanistan sebagai dalih untuk meminjam uang dari negara-negara barat,” ujar Stanikzai dalam pertemuan di Kabul pada kesempatan ‘Hari Pariwisata Internasional’.
Lebih lanjut, dia menuduh bahwa Islamabad telah terlibat dalam “bisnis” atas nama Afghanistan selama bertahun-tahun, mengacu pada apa yang disebut Perang Melawan Teror yang dipimpin AS, di mana Pakistan ditetapkan sebagai “sekutu utama non-NATO”. Namun, Stanikzai memperingatkan bahwa “itu sudah cukup”.
Pemimpin senior Taliban juga menyatakan bahwa dia memahami “kesulitan ekonomi” Pakistan saat ini, tetapi Islamabad tidak boleh mengambil “keuntungan” dari situasi Taliban untuk mencari pengakuan diplomatik internasional.
“Otoritas Pakistan melanggar kesopanan berbicara di arena internasional untuk menyenangkan orang barat,” ungkkap Stanikzai, tersinggung oleh campur tangan Islamabad dalam urusan internal pemerintahannya.
Dia juga menyarankan bahwa sejak berkuasa pada bulan April, pemerintah Shehbaz Sharif telah mengizinkan Washington menggunakan wilayah udara Pakistan untuk melakukan serangan pesawat tak berawak di Afghanistan.
Pidato PM Pakistan di UNGA menimbulkan reaksi keras dari Taliban yang menolak tuduhannya dalam sebuah pernyataan tertulis pekan lalu.
“Imarah Islam sekali lagi menolak pernyataan seperti itu dan menegaskan kembali posisinya kepada dunia, wilayah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan negara lain, juga tidak ada kelompok bersenjata yang hadir di Afghanistan,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban Abdul Qahar Balkhi.
AS, yang telah membekukan miliaran dolar dana Afghanistan, mengatakan bahwa pelepasan dana dan pemberian pengakuan internasional kepada Taliban bergantung pada kelompok yang membentuk “pemerintahan inklusif” dengan perwakilan perempuan dan minoritas, serta memberikan hak yang sama kepada setiap warga negara.
Namun, beberapa negara, termasuk Rusia dan China, telah menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan saat ini dalam proyek-proyek ekonomi.
(Resa/Sputniknews)