ISLAMTODAY ID-Segera setelah Pyongyang menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut sebagai peringatan kepada Selatan dan sekutunya pada hari Rabu (28/9), Wakil Presiden Kamala Harris mengadakan konferensi pers yang sangat dinanti di Zona Demiliterisasi Semenanjung Korea (DMZ) pada hari Kamis (29/9).
Berdiri di sisi selatan garis demarkasi, di seberangnya tentara Korea Utara terus mengawasi prosesnya, dia memberikan pidato yang memuji komitmen “keras” AS kepada sekutunya di wilayah tersebut.
Tapi saat itulah dia membuat kesalahan yang disayangkan dan sangat canggung dengan menggembar-gemborkan aliansi yang kuat dengan “Republik Korea Utara”.
Mengingat ketegangan taruhan tinggi yang selalu ada di semenanjung, ini bukan kesalahan kecil – datang juga ketika utara “menyambut” kunjungannya dengan peluncuran rudal balistik lainnya pada hari Kamis (29/9).
“Korea Utara menembakkan rudal balistik lain yang dicurigai pada hari Kamis, kata pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang, menandai peluncuran ketiga Pyongyang minggu ini karena meningkatkan ketegangan regional,” ungkap Bloomberg mengkonfirmasi, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (29/9)
Kementerian pertahanan Jepang mengkonfirmasi peluncuran hari Kamis (29/9) bahwa rudal terbaru ini “terbang ke ketinggian 50 km dan mencakup jangkauan 300 km.”
Dalam pidatonya, Harris mengecam “kediktatoran brutal” Kim Jong-un dalam apa yang secara luas disebut kritik yang tidak biasa karena fakta bahwa pernyataan itu dibuat dari seorang pejabat tinggi AS di DMZ.
Tapi kemungkinan dampaknya diperlunak oleh kesalahan “aliansi dengan Republik Korea Utara” AS yang disebutkan di atas.
Utara dan selatan mengambil “jalur yang sangat berbeda” – lanjutnya.
Lebih lanjut, utara ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia yang berulang.
Dia merujuk perbatasan bersenjata lengkap sebagai “pengingat yang jelas” akan hal ini.
Perjalanan ke DMZ dilakukan setelah pertemuannya di Seoul dengan Presiden Yoon Suk Yeol.
Keduanya mengecam serangkaian peluncuran rudal terbaru, dan memperingatkan Pyongyang terhadap rencana yang dilaporkan untuk melakukan uji coba nuklir, yang akan menjadi yang pertama sejak tahun 2017.
Bloomberg menggambarkan kunjungan pertamanya ke DMZ, “Harris memasuki gubuk dari sisi Korea Selatan yang digunakan untuk diskusi yang melintasi perbatasan dengan Korea Utara pada hari Kamis, menjadi anggota berpangkat tertinggi dalam pemerintahan Biden untuk memasuki 4 kilometer ( penyangga selebar 2,5 mil) tempat ratusan ribu tentara ditempatkan di masing-masing sisi pagar kawat duri di tempat yang dijuluki sebagai perbatasan terakhir Perang Dingin.”
(Resa/ZeroHedge)