ISLAMTODAY ID-Kantor berita Interfax mengutip laporan dari Kremlin tentang “serangan yang gagal” pada pipa gas alam utama dari Rusia ke Turki yang disebut TurkStream, menurut Reuters.
Kremlin mengatakan beberapa orang ditangkap Kamis (13/10) dalam upaya untuk menyabotase pipa yang menghubungkan Rusia ke Turki dan Eropa Selatan.
Pipa tersebut berkapasitas 31,5 miliar meter kubik per tahun dan diluncurkan pada awal 2020.
“Pasukan tertentu … telah melakukan upaya di TurkStream. Penyabot telah ditangkap, dan beberapa orang telah ditangkap. Mereka ingin meledakkannya. Di wilayah kami, di tanah,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (13/10).
Komentar Peskov muncul saat Rusia berencana mengubah Turki menjadi pusat NatGas Rusia, kemudian mengekspornya kembali melalui Eropa.
Juru bicara itu berkomentar tentang insiden di sela-sela pertemuan puncak internasional di Astana, Kazakhstan.
Pada hari Senin, Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa Ukraina berusaha untuk menyerang bagian dari pipa TurkStream.
Ini mengikuti pemboman jembatan yang menghubungkan Rusia ke semenanjung Krimea yang dicaplok akhir pekan lalu. Putin menyalahkan dinas intelijen Ukraina atas serangan itu.
“Jelas bahwa dinas rahasia Ukraina memerintahkan, mengatur dan melakukan serangan teroris yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia,” ungkap Putin tentang pemboman Jembatan Kerch.
Serangan terhadap infrastruktur penting di kawasan Eropa telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena tampaknya ini bisa menjadi dampak dari perang di Ukraina.
Setelah sabotase Nord Stream, TurkStream tetap menjadi satu-satunya saluran NatGas Rusia ke Eropa selain jaringan pipa yang melewati Ukraina.
(Resa/ZeroHedge)