ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul Beijing Urges Countries Around South China Sea To ‘Jointly Resist’ The US.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah meminta pengklaim lain di Laut China Selatan untuk “bersama-sama melawan” tekanan AS di kawasan itu, lapor The South China Morning Post pada hari Kamis (3/11).
China, Taiwan, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia semuanya memiliki klaim yang tumpang tindih atas Laut China Selatan.
AS telah memasukkan dirinya ke dalam sengketa maritim dan secara resmi menolak sebagian besar klaim Beijing pada tahun 2020, yang telah ditegaskan kembali oleh pemerintahan Biden.
AS menolak klaim China di bawah kerangka Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS), sebuah perjanjian internasional yang mendefinisikan hak negara-negara atas perairan teritorial.
Saat menggunakan UNCLOS untuk menolak klaim Beijing, AS bukanlah pihak dalam perjanjian itu karena tidak pernah diratifikasi oleh Senat.
“Beberapa negara tidak hanya menolak untuk menyetujui Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut, tetapi juga menyusun strategi Indo-Pasifik untuk menyusun lingkaran kecil eksklusif, terlibat dalam provokasi dekat di laut, memamerkan kekuatan, membahayakan perdamaian dan ketenangan laut. Ini harus dilawan bersama,” ungkap Wang, merujuk pada AS, seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (5/11).
Strategi Indo-Pasifik pemerintahan Biden dirilis awal tahun ini, dan dokumen tersebut menyerukan kehadiran AS yang lebih besar di kawasan itu untuk melawan China dengan fokus membangun aliansi dan meningkatkan kemitraan.
Wang sebelumnya mengatakan bahwa upaya semacam itu dapat mengarah pada “tragedi” ala Ukraina.
Aspek lain dari keterlibatan AS dalam sengketa Laut Cina Selatan adalah operasi angkatan laut AS di perairan yang disengketakan.
Sejak pemerintahan Obama, AS telah berlayar dengan kapal perang di dekat pulau-pulau yang dikuasai China di perairan itu, meningkatkan ketegangan dengan Beijing.
AS juga mengutip putusan pengadilan internasional 2016 yang dibuat di bawah UNCLOS yang memihak Filipina dalam sengketa maritimnya dengan China atas klaim di Laut China Selatan. Wang mengecam putusan itu pada hari Kamis, menyebutnya “penyalahgunaan arbitrase.”
China telah konsisten dalam mengeluarkan pesan ‘menolak hegemoni AS’ selama beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, AS dan Filipina baru-baru ini mengadakan latihan perang di mana sekitar 3.500 tentara menyerbu pantai di Laut Cina Selatan dekat karang yang disengketakan.
Manila dan Washington adalah sekutu perjanjian, dan AS telah berulang kali memperingatkan China bahwa perjanjian pertahanan bersama mereka berlaku untuk serangan terhadap kapal Filipina di Laut China Selatan.
(Resa/ZeroHedge)