ISLAMTODAY ID-Teheran mengatakan telah menangkap beberapa agen intelijen Prancis sehubungan dengan protes atas kematian wanita Iran berusia 22 tahun Masha Amini dalam tahanan pada bulan September.
“Orang-orang dari negara lain ditangkap dalam kerusuhan itu, beberapa di antaranya memainkan peran besar. Ada unsur-unsur dari badan intelijen Prancis dan mereka akan ditangani sesuai dengan hukum,” ungkap Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi kepada kantor berita pemerintah televisi pada hari Rabu (16/11), seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (16/11).
Kementerian luar negeri Prancis tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Teheran telah berulang kali menuduh bahwa ada elemen eksternal yang mencoba memicu protes nasional.
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengatakan pekan lalu bahwa total tujuh warga negara Prancis ditahan di Iran.
Prancis sebelumnya telah mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Iran sesegera mungkin, dengan mengatakan mereka menghadapi risiko penahanan sewenang-wenang.
Pada 16 September Masha Amini, seorang wanita Iran berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan setelah penangkapannya karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita.
Hukuman Mati Kedua
Sementara itu, Iran telah menjatuhkan hukuman mati kedua dalam tiga hari dan bentrokan menewaskan sedikitnya enam orang saat protes memasuki bulan ketiga.
Pengadilan mengatakan pengadilan revolusioner pada hari Selasa menjatuhkan hukuman mati kedua.
“Terdakwa yang tidak disebutkan namanya itu dituduh meneror orang di jalan menggunakan senjata tajam, membakar sepeda motor warga, dan menyerang seseorang dengan pisau”, lapor situs web Mizan Online.
Lima lainnya telah dijatuhi hukuman penjara antara 5 dan 10 tahun karena “berkumpul dan bersekongkol untuk melakukan kejahatan terhadap keamanan nasional dan mengganggu ketertiban umum”, ungkap Mizan.
Itu terjadi tiga hari setelah pengadilan mengeluarkan hukuman mati pertama sehubungan dengan gerakan protes.
(Resa/TRTWorld)