ISLAMTODAY ID- Pejabat kesehatan dan darurat sipil Palestina melaporkan sedikitnya 21 orang tewas dan beberapa lainnya cedera setelah kebakaran terjadi di sebuah gedung tempat warga menghadiri pesta di Gaza.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan dan para saksi mengatakan seluruh bangunan tempat tinggal terbakar pada hari Kamis (17/11) di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, mengirimkan api dan asap dari lokasi tersebut.
Saksi mengatakan mereka dapat mendengar teriakan tetapi mereka tidak dapat menjangkau para korban untuk menawarkan bantuan karena intensitas api.
Unit pertahanan sipil Gaza mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa 21 orang telah tewas.
Jabalia adalah salah satu dari delapan kamp pengungsi di Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang, dan salah satu daerah terpadat di dunia.
Hamas, yang memerintah daerah kantong Palestina yang diblokade Israel, mengatakan penyebab kebakaran masih belum diketahui dan beberapa lainnya terluka, tanpa memberikan angka.
Palestina Ratapi Kematian
Kepala Rumah Sakit Indonesia di Jabalia, Saleh Abu Laila, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa fasilitas tersebut telah menerima jenazah setidaknya tujuh anak.
Sementara penyebab kebakaran masih belum diketahui, juru bicara unit pertahanan sipil mengatakan kepada AFP bahwa persediaan bahan bakar disimpan di rumah tersebut.
“Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel – wilayah Palestina yang terpisah – menyebut kebakaran itu sebagai “tragedi nasional”,” ungkap juru bicaranya, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (18/11)
Abbas mengumumkan hari berkabung pada hari Jumat, dengan mengibarkan bendera setengah tiang, dan menawarkan untuk mengirim bantuan kepada keluarga korban untuk “meringankan penderitaan mereka”, kata juru bicara Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat senior Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki, Hussein Al Sheikh, mengatakan sebagai reaksi atas kobaran api bahwa Otoritas Palestina telah mendesak Israel untuk membuka penyeberangan Erez antara Gaza dan Israel untuk evakuasi medis darurat dari kasus-kasus serius.
Blokade Israel
Gaza, berpenduduk padat dengan 2,3 juta orang, berada di bawah blokade Israel sejak 2007.
Dengan pasokan listrik yang jarang di wilayah miskin itu, kebakaran rumah tangga biasa terjadi, karena penduduk Gaza mencari sumber alternatif untuk memasak dan penerangan, termasuk lampu minyak tanah.
Tahun ini Gaza menerima rata-rata 12 jam aliran listrik setiap hari, naik dari hanya tujuh jam lima tahun lalu, menurut data PBB.
Bahaya baru muncul di musim dingin ketika banyak orang membakar batu bara untuk mendapatkan panas.
Hamas mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebabnya.
(Resa/TRTWorld)