ISLAMTODAY ID-Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali mengancam untuk segera melancarkan operasi darat besar-besaran di Suriah utara untuk membasmi kelompok “teroris” Kurdi, menyusul pemboman 13 November di Istanbul tengah yang menewaskan enam orang.
Pemerintah Turki dengan cepat menyalahkan PKK dan kelompok afiliasi yang beroperasi di seberang perbatasan di Suriah.
Akhir pekan terlihat pesawat tempur Turki melakukan puluhan serangan ‘pembalasan’ di seluruh wilayah Kurdi di Suriah utara dan Irak.
Ankara menyatakan bahwa 89 target yang diduga terkait dengan PKK dan YPG Suriah telah dihancurkan.
Kedua kelompok Kurdi menolak tuduhan bahwa serangan teror Istanbul yang juga melukai lebih dari 80 orang, dilakukan oleh PKK atau YPG.
“Kami telah menekan teroris selama beberapa hari dengan pesawat, meriam, dan senjata kami,” ungkap Erdogan dalam pidato hari Selasa (22/11), seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (23/11).
“Insya Allah, kami akan membasmi mereka semua secepat mungkin, bersama dengan tank kami, tentara kami.”
Sementara itu, Rusia telah memperingatkan terhadap serangan baru Turki ke Suriah.
“Kami memahami dan menghormati kekhawatiran Turki tentang memastikan keamanannya sendiri. Kami yakin ini adalah hak sah Turki,” ungkap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
“Pada saat yang sama, kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat menyebabkan destabilisasi situasi secara keseluruhan,” tambahnya.
Amerika Serikat juga menyerukan de-eskalasi situasi. Pentagon masih memiliki ratusan pasukan khusus yang tertanam dengan milisi Kurdi Suriah (SDF) di seluruh timur laut Suriah.
Turki menjuluki peningkatan operasi lintas batasnya sebagai ‘Claw Sword’ – seperti yang diumumkan kematian 184 militan Kurdi.
Mengenai pengeboman Istanbul, pejabat Kurdi mengatakan Erdogan bermain politik dan berusaha untuk memanipulasi dan mengalihkan perhatian publik domestik:
Partai Pekerja Kurdistan menyangkal keterlibatan dalam sebuah pernyataan, mengatakan itu tidak menargetkan warga sipil.
Di Suriah, kelompok milisi Kurdi utama, Unit Pertahanan Rakyat membantah memiliki hubungan dengan tersangka.
Kelompok tersebut menyatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha untuk mengumpulkan dukungan internasional untuk rencananya meluncurkan serangan baru ke Suriah utara menjelang pemilu tahun depan.
Pernyataan Gedung Putih awal yang dikeluarkan setelah pemboman Istanbul mengecam “tindakan kekerasan” sambil mengatakan, “Kami berdiri bahu-membahu dengan sekutu NATO kami (Turki) dalam melawan terorisme.”
Namun, Washington secara konsisten mendesak agar serangan militer Turki berskala besar ke Suriah.
Lebih lanjut, memperingatkan bahwa pasukan Amerika tidak boleh membahayakan.
(Resa/ZeroHedge)