ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Kyle Anzalone melalui The Libertarian Institute, dengan judul Latvia Calls For NATO To Allow Ukrainian Strikes Inside Russian Territory.
Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics menyerukan NATO untuk mengizinkan Ukraina melakukan serangan di dalam wilayah Rusia.
Selain itu, dia menambahkan bahwa aliansi tersebut tidak perlu takut akan tanggapan Moskow.
Gedung Putih menolak mengirim rudal Kiev dengan jangkauan untuk mencapai target di dalam Rusia.
Selama wawancara di sela-sela KTT NATO di Rumania, Rinkevics menyatakan “kita harus mengizinkan Ukraina menggunakan senjata untuk menargetkan situs rudal atau lapangan udara tempat operasi tersebut diluncurkan.”
Sekutu “tidak perlu takut” eskalasi dari Moskow, tambahnya.
Meskipun Gedung Putih belum secara terbuka memberi tahu Kiev bahwa mereka tidak dapat mencapai wilayah Rusia, pada bulan Mei, Presiden Joe Biden berkata, “kami tidak akan mengirimkan sistem roket ke Ukraina yang menyerang ke Rusia.”
Namun, pemerintahan Biden secara eksplisit mengizinkan serangan di Semenanjung Krimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Kremlin bereaksi tajam terhadap serangkaian serangan di Krimea, termasuk dengan menghancurkan sebagian besar jaringan listrik Ukraina.
Ukraina mencari Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dengan jangkauan hampir 186 mil.
Sejauh ini, Gedung Putih hanya bersedia mengirimkan amunisi Kiev dengan jangkauan 50 mil.
Ukraina telah menawarkan kontrol penargetan kepada administrasi Biden.
Pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengancam bahwa Rusia akan mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina jika Kiev menerima senjata jarak jauh.
“Semakin jauh jangkauan persenjataan yang akan Anda pasok, semakin jauh kami akan bergerak dari garis wilayah kami,” ungkapnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Jumat (2/12).
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada hari Selasa di KTT NATO di Bucharest, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani memperingatkan terhadap konfrontasi langsung dengan Rusia.
“Kami tidak ingin ada masalah dengan negara lain, kami tidak dalam bahaya secara langsung,” ujarnya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan Italia ingin menghindari eskalasi.
“Kami menentang eskalasi konflik,” tambah Tajani.
(Resa/ZeroHedge)