ISLAMTODAY ID-Presiden Nigeria Muhammadu Buhari melaporkan senjata yang berasal dari zona konflik di Ukraina berkontribusi pada kekerasan dan ancaman terorisme di wilayah Sahel Afrika.
Dia menjadi tuan rumah pertemuan puncak organisasi di ibu kota Abuja pada hari Selasa (29/11) .
Selama pidatonya, dia menyebutkan aliran senjata intra-benua.
Dia menggambarkan hal ini sebagai tantangan yang dihadapi oleh Nigeria dan lima anggota Komisi Danau Chad Basin (LCBC) lainnya.
“Sayangnya, situasi di Sahel dan perang yang berkecamuk di Ukraina menjadi sumber utama senjata dan pejuang yang memperkuat barisan teroris di Wilayah Danau Chad,” ungkapnya, seperti dilansir dari RT, Jumat (2/12).
“Sebuah proporsi substansial dari senjata dan amunisi yang diperoleh untuk melaksanakan perang di Libya akhirnya menyebar ke seluruh wilayah, sementara senjata yang digunakan untuk perang di Ukraina dan Rusia sama-sama mulai menyebar ke wilayah tersebut,” ungkap presiden.
Penyebaran senjata kecil ilegal mengancam keamanan regional.
Presiden menyarankan negara-negara Afrika perlu meningkatkan langkah-langkah pengendalian perbatasan bersama dan tindakan penegakan hukum untuk mencegat senjata-senjata itu.
Buhari juga memuji beberapa keberhasilan dalam perang melawan kelompok teroris yang aktif di Sahel, seperti Boko Haram, tetapi menekankan bahwa operasi militer saja tidak dapat menyelesaikan masalah yang mendasarinya.
Dia mendesak negara-negara Afrika mendorong pembangunan ekonomi untuk mendapatkan kepercayaan publik pada pemerintah.
Untuk diketahui, konflik Libya dan intervensi NATO tahun 2011 yang menggulingkan pemerintahan orang kuat Muammar Gaddafi mengakibatkan sejumlah besar senjata dari stok negara menyebar ke seluruh Sahel.
Libya tetap terpecah antara faksi-faksi yang bertikai selama lebih dari satu dekade.
Di sisi lain, AS dan sekutunya mempersenjatai pasukan Ukraina dengan senjata yang semakin canggih.
Langkah tersebut berdalih bahwa membantu Kiev mengalahkan Rusia adalah prioritas strategis bagi negara-negara Barat.
Anggota NATO mengklaim bahwa ada sistem yang kuat untuk melacak bantuan mematikan mereka di Ukraina.
Laporan media menunjukkan bahwa keefektifan skema tersebut dibesar-besarkan dan sejumlah besar senjata kecil dan perlengkapannya berakhir di pasar gelap.
Beberapa lembaga penegak hukum, seperti Badan Kejahatan Nasional Inggris, memperingatkan bahwa Ukraina dapat menjadi sumber senjata bagi geng dan kelompok teroris.
LCBC memiliki enam negara anggota, termasuk kedekatannya dengan Danau Chad, termasuk Kamerun, Republik Afrika Tengah, Libya, Niger, Nigeria, dan Chad sendiri.
Beberapa negara Afrika lainnya memiliki status pengamat dalam grup tersebut.
(Resa/RT)