ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul Lavrov Announces Russia, China Are Stepping Up Military Cooperation.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Kamis (1/12) bahwa langkah AS dan NATO untuk fokus melawan China di Asia Pasifik telah menyebabkan peningkatan kerja sama militer antara Moskow dan Beijing.
“Kami tahu betapa seriusnya Republik Rakyat Tiongkok menganggap provokasi ini [oleh NATO di Laut Cina Selatan], apalagi Taiwan dan Selat Taiwan. Kami memahami bahwa permainan api oleh NATO di bagian dunia itu membawa ancaman dan risiko. untuk Federasi Rusia,” ungkap Lavrov pada konferensi pers, menurut TASS.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan dan dekat Taiwan, dan beberapa sekutu Eropanya telah mengirim kapal ke wilayah tersebut, termasuk Inggris Raya, Prancis, dan Jerman.
“Itu dekat dengan pantai dan laut kami seperti halnya dengan wilayah China. Jadi, kerja sama militer kami dengan Republik Rakyat China sedang berkembang. Kami mengadakan latihan bersama, baik latihan kontraterorisme maupun latihan patroli udara,” ungkap Lavrov, seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (3/12)
NATO telah mengidentifikasi China sebagai “tantangan” bagi aliansi tersebut dan mengatakan negara itu harus menjalin hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara di Asia Pasifik, termasuk Australia, Korea Selatan, Jepang, dan India.
Membangun aliansi baru di kawasan adalah aspek kunci dari strategi AS melawan China, seperti yang digariskan oleh Strategi Indo-Pasifik pemerintahan Biden.
Lavrov mengatakan bahwa AS dan NATO sedang mencoba untuk menciptakan “situasi eksplosif” di Asia Pasifik dan menunjuk pada pakta militer AUKUS antara AS, Inggris, dan Australia.
Di bawah AUKUS, Australia diharapkan menerima teknologi untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir, dan AS akan memperluas kehadiran militernya di Australia.
China sebelumnya telah memperingatkan bahwa upaya pemerintahan Biden untuk membangun aliansi di Asia Pasifik dapat menyebabkan “tragedi” ala Ukraina di wilayah tersebut.
“Amerika Serikat telah mencoba untuk menciptakan ketegangan regional dan memprovokasi konfrontasi dengan mendorong maju strategi Indo-Pasifik,” ungkap Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada bulan April lalu.
Peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan China merupakan reaksi wajar terhadap tekanan serupa yang mereka hadapi dari Barat.
Sebagai tanda hubungan yang semakin erat, pesawat pengebom Rusia dan China menerbangkan patroli bersama di Pasifik barat pada hari Rabu.
(Resa/ZeroHedge)