ISLAMTODAY ID-Badan penyiaran publik Belanda NOS menerbitkan tuduhan bahwa Paus Yohanes Paulus II menutupi pelecehan yang dilakukan oleh para pendeta beberapa dekade sebelum menjadi pemimpin Gereja Katolik.
Bukti menunjukkan bahwa mendiang paus dengan sengaja mengabaikan kasus pelecehan anak oleh para pendeta selama pemerintahannya sebagai uskup agung Krakow.
Dilaporkan bahwa paus mengabaikan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur oleh beberapa pendeta di bawah pemerintahannya di Krakow, Polandia, di mana dia menjabat sebagai uskup agung, dan tidak memberhentikan mereka.
Laporan tersebut berdasarkan investigasi jurnalis Belanda Ekke Overbeek, yang melakukan penelitiannya selama tiga tahun di Polandia, tanah air mendiang paus.
Overbeek mendasarkan laporannya pada informasi yang dia kumpulkan dari teman sekamar seorang pendeta bernama Eugeniusz Surgent yang diduga melakukan pelecehan anak.
Menurut laporan tersebut, Surgent berulang kali melakukan pelecehan terhadap anak-anak, dan kemudian meminta maaf untuk itu dalam sebuah surat yang dia tulis kepada Yohanes Paulus II.
Pendeta lain yang diduga melecehkan anak-anak, juga dilaporkan berbicara kepada Yohanes Paulus II.
“Paus masa depan tahu tentang itu dan, bagaimanapun, memindahkan orang-orang itu. Itu menyebabkan korban baru,” ungkap Overbeek kepada NOS, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (5/12).
Penalaran Gereja
“Alasan gereja – para pembela paus – bermuara pada fakta bahwa dia tidak akan tahu, bahwa dia sangat terlambat memahami keseriusan situasi, dan bahwa dia pertama kali mengira itu adalah masalah Amerika. Semua argumen itu sekarang bisa dibatalkan,” tambahnya.
NOS melaporkan bahwa Overbeek menyiapkan penelitiannya sebagai buku, yang akan segera diterbitkan dalam bahasa Polandia.
Berbicara di buku itu, Stanislaw Obirek, seorang profesor Universitas Warsawa, mengatakan penyelidikan itu “cukup benar untuk menghancurkan mitos bahwa Yohanes Paulus II adalah orang suci di masa mudanya.”
Vatikan belum mengomentari laporan NOS tersebut.
(Resa/TRTWorld)